Saya sudah mengemukakan alasan normatif (agama dan hukum positif) mengapa menolak poligami dan turunannya (poligini dan poliandri) di sini. Sekarang tibalah saat untuk me-teks-kan alasan faktual mengapa saya menolak poligami. Jadi komplit. Alasan normatif ada, alasan faktual ada juga.
Sampai hari ini saya dan istri sudah memproduksi tiga orang anak. Dari tiga orang anak tersebut, dua diantaranya berjenis kelamin wanita. Waktu tentu akan berlalu dan anak-anak perempuan ini kelak akan tumbuh menjadi gadis-gadis, insya Allah. Cepat atau lambat mereka akan tertarik dengan lawan jenisnya dan minta kawin.
Nah, sebagai bapak dari anak-anak gadis itu, yang nota bene memliki hak prerogatif mengawinkan, saya hanya akan menikahkan anak gadisku dengan pria lajang. Intel-intel akan disebar, detektif swasta begitu pula. Spionase swasta ini untuk memastikan bahwa calon suami anak gadisku adalah lajang asli dan bukan nyamar atau lelaki jejadian alias ganti kelamin.
Jika pun anak yang setuju dipoligini, saya orang tuanya yang tidak setuju. Dengan berbagai cara yang bahkan tak terbayangkan, saya akan menggagalkan sekenario perkawinan poligini. Percuma nonton Mission Imposible I-IV jika tak bisa menemukan triks jitu melawan poligini.
Eh, kok, mentok di sini artikelnya. Hilang aja kosentrasi. Baiklah. Nanti saja dilanjutkan; artikel berikutnya akan membahas alasan yang lebih bersifat filosofis.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H