[caption id="attachment_198803" align="aligncenter" width="300" caption="Trailer film Innocence of Muslims (Foto: Ist). Sumber foto: Jaringnews.com"][/caption] Film "Innocence of Muslims" (2011) arahan strudara Sam Bacile menuai kontroversi dan menyulut kerusuhan yang menewaskan Dubes AS John Christopher Stevens berserta tiga orang stafnya di Benghazi, Libya, Selasa (11/9/2012). Kontroversi serupa menjalar hingga ke Indonesia. Film ini, yang konon berdana US$ 5 juta dan berasal dari urunan 100 orang donatur Yahudi tersebut, secara tegas menghina pribadi Nabi Muhammad SAW. Bagaimana sikap kita, apakah harus mengebom, berperang, atau bagaimana? Penulis akan mengikuti nasehat cendekiawan muslim Zuhairi Misrawi. "Jika Anda benar-benar cinta Nabi, maka sebarkanlah ajaran cinta, bukan sebarkan benci. Saat mendengarkan isu film yg menghina Nabi, saya cukup mengirimkan shalawat kepada Nabi," kata Zuhairi di Twitternya 6 jam yang lalu. Nabi Muhammad SAW adalah pribadi yang agung. Keagungan dirinya tidak akan luntur dengan penghinaan dan pelecehan dari siapapun. Semasa hidup Nabi telah mencontohkan cara bereaksi yang tepat terhadap tindakan pelecehan dari orang lain. Nabi tidak membunuh dan membakar rumah orang yang melecehkan dirinya, mencaci dirinya, meludahi dirinya, dan melempar kotoran pada dirinya. Ia tetap tersenyum dan menjenguk si pelempar ketika ybs sakit. Itulah keagungan akhlak. Mengapa kita tidak mencontoh tauladan Nabi saja?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H