Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Seni Marah Ahok

9 Mei 2014   14:28 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:41 2088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13995951601403983102

[caption id="attachment_306532" align="aligncenter" width="600" caption="Kompas.com/Kurnia Sari Aziza - Ahok memarahi Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta dan staf"][/caption]

Ahok dikabarkan kembali marah lalu menggebrak meja sewaktu rapat dengan Dinas Kebersihan DKI Jakarta, di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (8/5/2014). Kepala Dinas Saptastri Ediningtyas dan stafnya nampak terdiam, manggut-manggut dan tertunduk.

Hebatnya, dimarah-marahi begitu di hadapan stafnya, Kepala Dinas Kebersihan tidak sakit hati. Malah merasa dimarahi ayah. "Enggak apa-apa, beliau saya anggap sebagai Ayah yang sedang marahi saya. Sebagai Ayah, enggak apa-apa," kata perempuan yang akrab dipanggil Tyas ini (Kompas.com, 8/5/2014).

Secara posisi, para bawahan Ahok tidak dalam posisi yang memungkinkan untuk melawan balik. Namanya bawahan. Pemosisian Ahok dalam marah ini memang telak dan tepat sekali. Pimpinan memarahi anak buah. Enggak mungkin dong anak buah balik marah-marah, kecuali si bawahan telah keluar dari akal sehat.

Apalagi substansi kemarahan Ahok memang benar adanya. Dinas kebersihan terlihat tak memberikan data lengkap tentang pekerja harian lepas (PHL) yang diminta Ahok. Terkesan menutup-nutupi pembengkakan PHL yang luar biasa. 1,5 tahun lalu jumlah PHL DKI Jakarta dilaporkan sebanyak 2.500 orang, sekarang membengkak jadi 10.721 PHL. Pada saat yang sama pengelolaan kebersihan di DKI banyak kedodoran.

Para bawahan Ahok rasanya pasti tahu situasinya. Bahwa, Ahok tak punya kepentingan pribadi apapun dari materi yang dimarahkannya, kecuali untuk kebaikan daerah yang dipimpinnya. Benar-benar tak ada celah untuk sakit hati atau mendongkol, kecuali si bawahan telah keluar dari akal sehat.

Di atas semua itu, bawahan Ahok yang peka dan normal cara berpikirnya pasti akan tahu bahwa Ahok ini tipe orang baik, bukan orang jahat. Kemarahan Ahok bukanlah bentuk kejahatan, melainkan demi kebaikan. Kebaikan bersama. Kebaikan daerah.

Apa yang bisa dilakukan bawahan Ahok saat dimarahi kecuali menuruti kemauan Ahok. Bukan saja karena ia hanya bawahan, tetapi juga apa yang dikatakan Ahok adalah benar dan sulit dibantah sekalipun diberi kesempatan untuk membantah. Bawahan tak berkutik. Dialog dibuka oleh Ahok tapi dalam posisi bawahan tersudut karena enggak beres.

Takaran kemarahan Ahok juga pas dan cantik. Tidak berlebihan. Sampai saat ini tidak pernah terdengar Ahok sampai memukul atau menyakiti fisik bawahannya, paling jauh gebrak meja. Gebrak meja begini malah terkesan keren dan jantan.

Disamping bahwa kemarahan Ahok itu diluapkan pada waktu yang tepat. Memang saatnya Ahok marah, di rapat yang sedang membahas tema tertentu, dan bahasan itu tak mengena di pikiran Ahok dengan alasan yang kuat dan tak terbantahkan. Ahok tidak sembarang marah di sembarang tempat dan waktu.

Aristoteles dalam bukunya The Nicomachean Ethics berkata: "Siapa pun bisa marah---marah itu mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik---bukanlah hal mudah."

(Sutomo Paguci)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun