Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rambut Sisca Yofie Terbelit Gir Motor Lebih Masuk Akal

16 Agustus 2013   07:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:15 1478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai kemaren, Kamis (15/8), Penyidik Polrestabes Bandung, sebagaimana luas diberitakan, belum juga mengambil kesimpulan tentang bagaimana cara terseret dan terbunuhnya Sisca Yofie, Senin, 5 Agustus 2013 lalu. Apakah korban diseret pakai tangan oleh pelaku atau terbelit gir sepeda motor.

Polisi masih mencurigai Sisca diseret pakai tangan atau pakai tali oleh pelaku. Artinya, polisi belum mempercayai begitu saja pengakuan pelaku W dan A, bahwa rambut Sisca terbelit gir motor hingga terseret di jalan. Bagi saya kecurigaan polisi demikian kurang masuk akal.

Memang, belum terkonfirmasi berapa berat tubuh Sisca Yofie. Taroklah berat Sisca mencapai 50 kg atau mendekati berat satu sak semen---kecil kemungkinan dibawah 40 kg---maka berat demikian sangat sulit dipegang dengan satu tangan seraya diseret oleh pembonceng motor. Bisa-bisa si pemboncengnya terjengkang oleh gaya tarik berat benda yang diseretnya. Atau, motornya oleng dan terbalik.

Yang lebih masuk akal adalah keterangan A dan W. Mereka menyatakan mengambil uang dan hape dalam mobil korban. Setelah itu ketahuan dan Sisca mengejar motor yang dikendarai A. Sisca berhasil merangkul W, yang dibonceng A, dari belakang. Dalam proses W melepaskan Sisca dan Sisca terjatuh inilah kemungkinan besar saat di mana rambut Sisca akhirnya terbelit gir motor.

Saat rambut Sisca terbelit gir motor maka posisi tubuh Sisca horizontal dengan aspal ketika tubuh itu tertarik oleh motor. Posisi ini tidak akan mempengaruhi keseimbangan motor secara berarti atau menyebabkan motor terbalik. Paling-paling mengakibatkan tarikan motor jadi berat karena bertambahnya bobot dan terganggunya putaran gir. Sampai pada satu titik rambut terbelit mentok di leher gir yang bulat itu sehingga mesin mati dan motor berhenti---persis seperti dituturkan pelaku.

Berbeda halnya andai Sisca diseret pakai tangan. Tubuh Sisca bagian atas---yang dipegang oleh pelaku---lebih tinggi dari bagian bawahnya. Ini mengakibatkan terganggunya keseimbangan motor. Selain itu, kecil kemungkinan satu tangan mampu menarik berat benda sampai 50 kg---plus-minus karena bobot berkurang bila ada sentuhan bagian tubuh lainnya ke aspal---apalagi, ditambah bobot tubuh dua orang di atas motor.

Teman-teman yang ahli fisika barangkali bisa menerangkan soal ini. Mana diantara dua kemungkinan di atas, yang paling masuk akal, secara ilmiah.

Secara hukum, bagaimana cara Sisca terbunuh, sangat penting dan wajib diketahui fakta sebenarnya. Tidak bisa direka-reka. Oleh karena fakta itu kelak akan masuk dalam surat dakwaan. Dalam banyak putusan yang telah menjadi semacam yurisprudensi tetap, hakim menyatakan dakwaan batal demi hukum apabila uraiannya dirumuskan secara tak jelas, cermat dan lengkap.

Contohnya surat dakwaan, sebagaimana putusan Mahkamah Agung No 1301 K/Pid/1986 tanggal 31 Januari 1989, berbunyi begini: " ... maka terdakwa membelokkan motor ke kiri sehingga orang tersebut meninggal..." Hakim menolak uraian demikian. Pasalnya, uraian demikian tidak cermat, jelas dan lengkap. Perbuatan terdakwa, membelokkan motor ke kiri saja, tak mungkin menyebabkan korban meninggal dunia, karenanya dakwaan dinyatakan batal demi hukum.

(SP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun