Raja Arab Saudi, Abdullah, adalah diantara pimpinan tertinggi negara-negara Timur Tengah yang pertama mengucapkan selamat pada Presiden transisi Mesir, Adly Mansour, pasca kudeta Militer beberapa waktu lalu. Menarik sekaligus mudah ditebak.
Menarik, karena Arab Saudi adalah negara "Islam". Sedangkan pada sisi lain Presiden Muhammad Mursi dan gerbong politiknya di Ikhwanul Muslimin adalah kalangan Islam. Sehingga makin menarik mengapa Raja Abdullah senang dengan pelengseran Mursi.
"Atas nama rakyat Arab Saudi saya ucapkan selamat kepada anda yang telah mengambil alih kepemimpinan Mesir yang saat ini tengah kritis dalam sejarahnya," kata Raja Abdullah, beberapa jam setelah pengangkatan Adly seperti dilansir dari situs resmi Saudi Press Agency (4/7/2013).
Mudah ditebak mengapa Raja Abdullah senang dengan situasi politik antiklimaks ala Mesir. Alasannya sederhana, karena demokratisasi yang menghampiri Mesir paling ditakuti negara-negara monarki seperti Arab Saudi.
Bukan tak mungkin demokratisasi di Mesir dan fenomena Arab Spring di Timur Tengah ikutan merembet ke Arab Saudi. Mengancam kekuasaan monarki di sana yang telah berlangsung lama dan mapan.
Karena itu ketakutan terhadap fenomena Arab Spring dan demokratisasi di Mesir bukanlah hal yang berlebihan. Ini menyangkut pertarungan untuk bertahan dari kekuasaan.
(SP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H