Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika Tukang Jawa Merasa Dikibuli Oknum Tukang Padang

23 Maret 2015   19:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:11 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14271136561847524905

[caption id="attachment_357052" align="aligncenter" width="550" caption="Sutomo Paguci - contoh iklan Tukang Jawa di sebuah harian lokal"][/caption]

Ini masih cerita seputar "Tukang Padang" (sebelumnya saya pernah menulis tentang "Tukang Padang" di sini dan di sini). Ada-ada saja ceritanya.

Cerita kali ini muncrat dari sepetak tanah di sudut sana, tempat berdiri bangunan megah miliran rupiah. Saat ini bangunan tsb sedang dikerjakan oleh....tukang Jawa dan tukang Padang!

Untuk mengena dan amannya, ana membatasi diri pada ulah oknumnya saja, jadi bukan pukul rata ya, juga tak menyebut nama dan tempat secara spesifik. Selain itu, biar rame, istilah "tukang" di sini diartikan luas saja dalam beberapa redaksi, bukan hanya tukang bangunan, pemborong juga masuk di sini.

Malam ini terlihat sebagian apa yang ada di dalam bangunan megah yang sedang di bangun itu. Antara lain terlihat api kerlap-kerlip. Nampaknya, mereka, tukang Jawa itu, sedang masak makan malam.

Beberapa tukang Jawa itu mengeluh. Ada dua belas orang jumlah mereka. Sudah dua minggu gajinya tak dibayar oleh oknum tukang Padang, si pemborong. Padahal janjinya pemborong bahwa para tukang Jawa akan gajian tiap satu minggu. Namun janji tinggal janji. Pantesan tukang Jawa sebelumnya, sebanyak empat orang, gak betah sehingga balik badan kembali ke Jawa.

Di Padang, sebagaimana pernah saya ceritakan, adalah hal lumrah orang kaya membangun rumah mewah mendatangkan tukang asli dari Jawa, langsung dari tanah Jawa. Biar aman dan tenang, kira-kira begitu alasannya.

Maklumlah, nama tukang Padang sudah kadung tercemar oleh ulah oknum. Maka, untuk amannya, si juragan "ngimpor" tukang dari Jawa. Karena nila setitik rusak susu sebelanga. Mudah-mudahan aja susunya bisa dibersihkan lagi biar bisa diminum siapa aja.

Tak heran tukang Jawa sangat dicari. Makanya hal biasa jika tukang Jawa mengiklankan jasa mereka di harian-harian lokal. Dalam iklan demikian, biasanya, spesifik akan ditonjolkan kata "Tukang Jawa" seperti gambar di atas.

Baiklah. Balik lagi ke cerita awal. Sebelum para tukang Jawa ini mengeluh, saya sendiri sudah heran melihat si pemborong, si oknum tukang Padang. Baru saja dapat orderan rumah satu m-an lebih dikit tahu-tahu sudah beli mobil mewah. Hebat.

Mirip ulah oknum tukang Padang lain di waktu dan tempat berbeda. Baru dapat orderan bikin rumah kontrakan sudah beli ini-itu yang mewah-mewah. Akhirnya duit buat beli barang malah kedalaman. Rumah amburadul pula. Akhirnya yang punya bangunan ngadu ke saya. Saya bilang, oke, kita gugat aja.

Udahlah. Gitu aja cerita kali ini. Masih males nulis soale. Hehe.

(Sutomo Paguci)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun