[caption id="attachment_200574" align="aligncenter" width="663" caption="Megawati-Prabowo di tengah pendukungnya. Foto: VIVAnews/Tri Saputro"][/caption] Ada tiga tokoh besar perpolitikan tanah air dibalik kemenangan pasangan Jokowi-Ahok, yaitu Jusuf Kalla (JK), Megawati Sukarnoputri, dan Prabowo Subianto. JK berperan yang mendorong Jokowi pertama kali untuk maju. Mega adalah Ketum Partai PDI Perjuangan yang mengusung Jokowi-Ahok. Dan, Prabowo adalah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra yang ikut mengusung Jokowi-Ahok. Siapa yang paling banyak kecipratan 'minyak harum' atas kemenangan Jokowi-Ahok? Beberapa pihak menyebut Prabowo yang paling diuntungkan atas kemenangan Jokowi-Ahok. Namun kalau penulis tidak salah mencatat, hanya Megawati dan JK yang pertama ditemui Jokowi usai pencoblosan. Sementara, Prabowo justru pihak yang mendatangi (bukan didatangi) Jokowi-Ahok pasca kemenangan pasangan ini versi hitung cepat. Ini memperlihatkan bahwa posisi Prabowo kalah penting atau kalah wibawa dibandingkan Mega dan JK, sekalipun Prabowo memiliki partai dan mengusung pasangan Jokowi-Ahok. Setidaknya ini pembacaan penulis dari sudut gerakan pasangan Jokowi-Ahok usai pencoblosan. Posisi ketokohan JK memang unik atas majunya Jokowi dalam Pilkada Jakarta 2012. JK tidak lagi menempati posisi puncak di partai Golkar. Akan tetapi ia memiliki intuisi politik yang tajam tentang ketokohan dan peluang kemenangan Jokowi. Makanya JK-lah yang pertama mendorong dan menguatkan mental Jokowi untuk maju dalam Pilkada Jakarta 2012, via telepon, dan menjanjikan akan mengontak Megawati. Dari konfigurasi gerakan politik ini kelihatan bahwa dua tokoh JK-Mega yang pertama menjadi tokoh kunci majunya Jokowi dalam Pilkada Jakarta 2012. Barulah belakangan masuk peranan Prabowo. Dimana Prabowo belakangan menemui Megawati terkait pencalonan Jokowi. Dengan demikian, sekali lagi terlihat, JK selalu selangkah lebih maju dari kedua tokoh politik ini (Megawati-Prabowo). Sehinggaj jika diurutkan berdasarkan rengking yang paling berpengaruh terhadap pencalonan Jokowi adalah JK-Mega-Prabowo. Namun dari segi faktor kepartaian rengkingnya adalah Mega-Prabowo-JK. JK kurang signifikan karena tidak menempati posisi puncak sebuah partai. Sedangkan dari segi pencitraan politik di media maka rengkingnya adalah JK-Prabowo-Mega. JK nampak dari pemberitaan media usai pengumuman pemenang Pilgub Putaran I, beritanya tidak terlalu lama dan banyak tapi telak dari segi substansi dan momen; bahwa ternyata JK-lah orang pertama dibalik majunya Jokowi. Sedangkan Prabowo mencolok karena iklan politiknya, namun sedikit terciderai karena Prabowo divonis bersalah Panwaslu atas iklannya bersama APPSI . Sementara, Mega sekalipun Ketum partai terbesar pengusung Jokowi-Ahok akan tetapi pemberitaan di media cenderung bersifat umum dan kurang menghentak. Apapun konfigurasi atraksi politik Mega-Prabowo-JK dibalik proses pra dan pasca kemenagan pasangan Jokowi-Ahok, tetap JK yang tercepat diantara ketiganya. Siapa yang paling banyak dapat cipratan 'minyak harum' di mata publik atas kemenangan Jokowi-Ahok, akan diuji lebih lanjut menjelang 2014. Yang jelas sekarang sudah terlihat siapa orangnya.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H