Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bila Istri Menanggalkan Jilbab

15 Mei 2013   09:37 Diperbarui: 12 Agustus 2015   03:52 9583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13685847171058077653

[caption id="attachment_243454" align="aligncenter" width="350" caption="Putri Ameerah Al-Taweel dan suaminya, Pangeran Al Waleed bin Talal (www.tumblr.com/tagged/princess%20ameerah)"][/caption] Saya tak pernah menyuruh istri pakai jilbab. Tahu-tahu ia sudah pakai jilbab saja. Eh, bagus juga ya, pikirku waktu itu. Teruslah ia pakai jilbab hingga saat ini.

Bagiku jilbab merupakan model berpakaian yang unik. Aku tak memaknai jilbab, dalam pengertian umum saat ini, sebagai perintah agama. Sekalipun bagi siapa saja yang memaknai jilbab sebagai perintah agama, ya, silahkan saja. Setidaknya demikian opini pribadi berdasarkan pemahaman keagamaan ala saya.

Soal berpakaian wanita muslimah aku lebih condong pada pendapat Yusuf Qardhawi, Quraish Shihab, Hasyim Asyari, Buya Hamka, Muh Natsir, H Agus Salim, dll.

Yusuf Qardhawi mengatakan, "Seorang wanita muslimah diharamkan mengenakan pakaian ketat, transparan, pakaian yang menonjolkan lekuk-liku tubuh, terutama bagian yang merangsang, seperti payudara, pusar, pantat dan sebagainya." (Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, Darul Ma'rifah, Surabaya, 2005, h. 98-100).

Dengan demikian busana yang dilarang dalam Islam bukan yang tak pakai jilbab, seperti Najwa Shihab, Muetya Hafid, Putri Ameerah Al Taweel, Putri Sara binti Talal bin Abdulaziz, dll. Melainkan seperti disebutkan Yusuf Qardhawi di atas.

Standarnya adalah sopan dan tidak memamerkan wilayah tubuh yang merangsang. Merangsang di sini memang relatif, parameternya diserahkan pada akal sehat yang normal.

Quraish Shihab menyatakan dalam suatu acara tanya jawab di MetroTV, beberapa tahun lalu, bahwa jilbab di Indonesia seperti dipahami saat ini merupakan gejala tahun 1980-an.

Dahulu, kata Quraish, istri ulama-ulama besar di Indonesia seperti Hasyim Asyari, KH Ahmad Dahlan, Buya Hamka, M Natsir, Agus Salim dll tidak pakai jilbab seperti model sekarang. Istri-istri ulama-ulama ini hanya pakai kerudung saja dalam momen kemasyarakatan. Silahkan lihat foto-fotonya di berbagai buku.

Tak diragukan lagi bahwa para ulama di atas bukan orang kemaren sore soal ilmu agama. Teks-teks agama soal aurat dan pakaian buat wanita muslimah memang tak kaku dan baku batasan-batasannya.

Dari uraian di atas terlihat bahwa model busana muslimah berupa jibab bagus-bagus saja. Yang tak berjilbab, juga bagus-bagus juga, asalkan sopan dan bermartabat. Seperti putri-putri kerajaan Arab Saudi banyak sekali yang tak pakai jilbab, melainkan berbusana ala barat yang modern dan anggun. Sebut saja Putri Ameerah Al-Taweel, istri dari Pangeran Al Waleed bin Talal, sebagaimana fotonya terlihat di atas.

Karena itu, andai suatu hari istri memutuskan menanggalkan jilbab, saya oke-oke saja. Saat ia pakai jilbab, saya akan belikan jilbab. Saat ia tak pakai jilbab, saya akan belikan pakaian model nonjilbab yang sopan dan terukur. Pun demikian buat anak-anak perempuan saya. (SP)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun