Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Awas! Hentikan Kebiasaan Mandi Telanjang Ntar Kesambar Google Map

13 Juni 2012   15:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:01 1656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1339600990545311294

[caption id="attachment_182490" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi Jemuran Pakaian Dalam, Sumber: http://my.opera.com/zandi007/blog/google-digugat-karena-menampilkan-pakaian-dalam-perempuan"][/caption] Buka twitter. Lalu raba sana sini si layar sentuh, eh, kebaca kicauan @assyaukanie ini: Hebatnya, Google Map mengkombinasikan peta dan satellite view. Bahkan jemuran pun terdeteksi. Benar saja. Buka Google Map, menjelajah negeri-negeri asing di pedalaman Amerika Serikat. Kelihatan mobil-mobil diparkir di halaman sebuah gedung. Kelihatan juga ember butut tergeletak miring di atas sebuah gedung bertingkat. Jadi ingat peristiwa tiga bulan lalu. Google digugat warga Prancis dengan nilai tuntutan Euro 10,000, atau sekitar Rp.119 juta. Pasalnya, penggugat merasa dirugikan, dipermalukan, kehilangan muka dengan para tetangga dan kenalan. Gara-garanya foto ybs sedang kencing (maaf) di halaman rumahnya terfoto oleh layanan Street View dari Google Map. Segera saja foto ini terkenal karena jadi pembicaraan warga dunia. Peristiwa lebih kurang sama terjadi di Jepang hampir dua tahun yang lalu. Yang punya ulah juga layanan Street View Google Map. Hanya bedanya kali itu warga Jepang menggugat Google gara-gara jemuran pakaian dalamnya di depan apartemen nongol di peta. Bukan mustahil kejadian serupa menimpa warga Indonesia. Kita tahu di beberapa daerah di Indonesia, terutama di desa-desa, para warga biasa mandi telanjang di sungai-sungai dekat rumah atau bilik kamar mandi tak beratap di luar rumah. Waspada! Waspada!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun