Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Alasan 'Ayam Kampus' Mahal

16 Februari 2013   20:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:12 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di dunia esek-esek, harga 'ayam kampus' jauh lebih mahal berlipat-lipat dibandingkan 'ayam' yang tak kuliah. Ada yang berharga Rp.10 juta sekali main, seperti oknum yang ketangkap KPK dulu. Menurut penuturan para ayam kampus sebagaimana dikutip Tempo, Rp.10 juta kadang hanya sekedar tip saja. Bagi non-ayam kampus Rp.500 ribu sekali main sudah tergolong tinggi.

Jika ditanyakan pada kosumen tetap ayam kampus mengapa sampai mau mengeluarkan uang jauh lebih mahal untuk 'lobang' yang lebih kurang sama, barangkali jawabannya akan beragam. Saya menebak-nebak saja. He-he-he.

Pintar itu seksi. Cewek kuliahan jelas terlihat lebih seksi ketimbang cewek tak pernah kuliah atau bahkan tak pernah sekolah. Di dunia esek-esek, ada harga untuk setiap derajat kenaikan keseksian. Baik seksi karena bodi maupun karena intelektualitas. Keseksian begini terbangun citranya di otak mesum lelaki hidung belang sehingga tak sungkan mengeluarkan segepok uang.

Selain itu, cewek kuliahan biasanya memiliki tampilan fisik yang bersih. Kebersihan fisik disukai oleh lelaki hidung belang, tidak sekedar pintar dan cantik. Tentu saja penilaian ini subjektif dan suka-suka penulis saja.

Karena tingginya harga pasaran ayam kampus maka tidak jarang pelacur jalanan kelas murah pergi mendaftar jadi mahasiswa. Dengan ini diharapkan dapat dua sekaligus. Pertama, dapat ijazah untuk harapan masa depan yang lebih baik. Dan, kedua, dapat menaikkan tarif jualan lendirnya.

Sok tahu! ^_^

(SP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun