Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Panduan Mendaki Gunung Kerinci, Apakah Wajib Pakai Pemandu?

10 September 2022   20:05 Diperbarui: 15 September 2022   17:18 1501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendaki gunung Kerinci (Dokumentasi Pribadi)

Tulisan ini akan menjawab secara tuntas pertanyaan apakah mendaki gunung Kerinci wajib atau tidak pakai pemandu (guide).

Sekalangan orang, khususnya pendaki, sering mempertayakan kebolehan mendaki gunung Kerinci tanpa pemandu ketika membaca tulisan saya seputar pendakian secara sendirian atau solo ke gunung Kerinci.

Pertanyaan serupa juga sering disampaikan di kolom komentar video dokumentasi di akun YouTube saya di sini. Hal mana karena saya sering mendaki gunung Kerinci sendirian. Tanpa pemandu.

Apakah mendaki gunung Kerinci wajib pakai Pemandu? Kalau tidak menyewa pemandu tidak boleh mendaki? Jawabannya: tidak wajib.

Setidaknya itulah pengalaman saya 17 kali mendaki gunung api paling tinggi di Indonesia ini. 

Memang pernah diberitakan media soal kewajiban pakai pemandu. Juga tersebut di papan pengumuman di depan Posko R10 gunung Kerinci jalur Kersik Tuo.

Dalam kenyataannya tentu saja "kewajiban" tersebut lebih ke "anjuran". Tidak sklek atau kaku. Bukan berarti kalau tidak menyewa pemandu dilarang mendaki gunung Kerinci.

Sampai di tugu Yudha (Dokumentasi Pribadi)
Sampai di tugu Yudha (Dokumentasi Pribadi)

Mendaki pakai pemandu dan porter pada intinya soal risiko dan kenyamanan sendiri. 

Karena itu para pendaki "backpacker" atau dengan anggaran pas-pasan tak perlu ragu bila mau mendaki gunung Kerinci seorang diri atau berkelompok tanpa menyewa pemandu. Berangkat saja.

Saya sendiri sangat menganjurkan pendaki perdana pakai pemandu berpengalaman. Khususnya bila tidak cukup punya pengalaman pendakian dan kepercayaan diri.

Soal pengalaman dan kepercayaan diri menjadi dua hal penting untuk diperhatikan. 

Pertama, kurang pengalaman akan dilengakapi oleh pemandu, bukan saja sebagai penunjuk jalan, tapi juga panduan soal manajemen waktu pendakian, manajemen logistik, manajemen perlengkapan, dan seterusnya.

Kedua, untuk pendaki yang kurang percaya diri tanpa pemandu, maka kehadiran pemandu yang berpengalaman akan melahirkan kepercayaan diri, memberi rasa "aman".

Sebaliknya, bila punya kepercayaan diri cukup, walaupun baru (akan) perdana mendaki gunung Kerinci, tanpa pemandu pun akan tetap merasa aman. Kuncinya, riset dulu sebelum mendaki.

Hal yang perlu diriset antara lain, info dan nomor kontak posko, syarat administrasi, bagaimana manajemen pengaturan waktu pendakian, manajemen logistik, peralatan, letak sumber air, letak pos dan shelter, tempat berkemah yang dianjurkan, dst.

Bila sudah riset dan sudah mengantongi informasi lengkap tapi masih kurang percaya diri, nah, Anda adalah tipe pendaki yang perlu didampingi pemandu.

Sampai di shelter 3 (Dokumentasi Pribadi)
Sampai di shelter 3 (Dokumentasi Pribadi)

Saya sendiri dari pertama kali sampai pendakian ke-17 selalu sendirian. Tanpa pemandu. Tanpa porter. Tak perlu khwatir nyasar, toh jalur pendakian via Kersik Tuo tak bercabang setelah masuk pintu rimba.

Berbeda via Solok Selatan yang jalurnya jauh lebih panjang dan sulit, butuh sekitar 5 hari naik-turun, para pendaki perdana tidak dianjurkan tanpa pemandu. 

Berbeda halnya pendaki yang sudah berulang kali mendaki gunung Kerinci, tentu tidak perlu dan tidak relevan pakai pemandu.

Mustahil dong memaksa pakai pemandu bagi pendaki yang sudah berulang kali mendaki gunung Kerinci, sangat mengenal jalur, leluconya bahkan letak batu sepanjang jalur saja sudah hafal, dan tahu seluk beluk dunia pendakian.

Yang penting disadari, mendaki tanpa pemandu atau dengan pemandu, tetap sama-sama harus berhati-hati dan bersikap presisi, tidak boleh ada kesalahan atau kelalaian. Taruhannya nyawa.

Sudah banyak korban tewas di gunung Kerinci umumnya pendaki perdana di gunung ini. Biasanya hilang waktu muncak karena terjebak badai dan kabut tebal.

Sunrise di gunung Kerinci (Dokumentasi Pribadi)
Sunrise di gunung Kerinci (Dokumentasi Pribadi)

Sepengalaman saya memang ada tipe pendaki tertentu yang sangat penting didampingi saat mendaki gunung, tak terkecuali Kerinci, antara lain, sangat awam, penakut, ceroboh, suka menggampangkan, dan orang labil. 

Berkali-kali mendaki pun orang tipe pendaki di atas sebaiknya tetap didampingi kawan atau setidaknya pemandu.

Bisa jadi pula Anda sudah sering mendaki gunung Kerinci tapi merasa butuh kawan ngobrol sepanjang perjalanan, maka pemandu bisa jadi solusi untuk jadi kawan pendakian Anda.

Atau, Anda sudah mengenal dengan baik jalur pendakian gunung Kerinci, dan tahu seluk-beluk dunia pendakian gunung berapi, tapi merasa "tenggang rasa" untuk memberi rezeki para pemandu.

Ajaklah pemandu. Pemandu gunung Kerinci baik-baik kok. Ramah dan senang membantu. Anda akan diservisnya dengan maksimal. Mulai dari kedatangan sampai pulang ke tujuan.

Ayo datang ke Kerinci dan rasakan pengalaman mendaki gunung berapi tertinggi di Asia Tenggara.(*)

SUTOMO PAGUCI


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun