Sebagaimana diberitakan, Brigadir J diduga tewas ditembak oleh Bharada E di rumah dinas Kadivpropam Polri Irjen Ferdi Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7).
Tiga hari setelah peristiwa itu, muncul pernyataan pers dari Humas Polri, yang menyebutkan tewasnya Brigadir J akibat tembak menembak Brigadir J dengan Bharada E setelah Brigadir J melecehkan istri Irjen Ferdy Sambo.
Disebutkan pula bahwa saat peristiwa itu terjadi Irjen Ferdy Sambo sedang tidak berada di rumah dinasnya, sedang melakukan tes PCR.
Sontak alibi kubu Irjen Ferdy Sambo demikian dinilai publik sebagai tidak masuk akal. Karena itu, harusnya, alibi kubu Irjen Ferdy Sambo yang mencurigakan itu diperiksa oleh penyidik.Â
Untuk menguji alibi yang mencurigakan tersebut hanya dapat dilakukan oleh penyidik Polri dalam kerangka projustitia. Publik seperti penulis ini hanya bisa menyampaikan aspirasi.
Tulisan ini mencoba merangkum kecurigaan publik berikut kemungkinan yang lebih masuk akal.
1. Untuk apa tes PCR
Alibi Irjen Ferdy Sambo tidak di rumah karena sedang melakukan tes PCR terdengar sangat mencurigakan. Buat apa tes PCR?
Per waktu kejadian (tempus delicti), tidak diperlukan lagi tes PCR untuk perjalanan. Karena itu, penyidik harusnya memeriksa kebenaran alibi ini.
Makin mencurigakan karena pada hari itu Brigadir J sedang mengawal Irjen Ferdy Sambo ke Magelang, lantas kapan test PCR-nya?
Untuk menguji alibi tersebut, perlu ditelusuri ke tempat tes PCR yang disebutkan. Periksa nakes yang disebut melakukan tes pada Irjen Ferdy Sambo. Sita CCTV klinik, CCTV sekitar klinik, dan CCTV sepanjang jalan menuju klinik.