Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenal Triarga, Tiga Gunung Penyangga Langit Minangkabau

18 Agustus 2021   19:55 Diperbarui: 3 Juni 2022   11:51 2313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Telaga Dewi (Dokumentasi Pribadi)

MINANGKABAU mencakup pengertian etnisitas (ethnic group) maupun wilayah kebudayaan (culture area). Secara etnis, Minangkabau dinisbahkan pada etnis Minang dalam garis keturunan matrilineal yang berbahasa dan beradat Minangkabau.

Secara wilayah kebudayaan, berarti kawasan yang memiliki konsep budaya yang sama dengan ciri-ciri budaya yang juga sama, meliputi seluruh provinsi Sumatera Barat saat ini, kecuali Kepulauan Mentawai.

Di samping itu, wilayah kebudayaan Minangkabau juga terbentang di luar provinsi Sumatera Barat, meliputi separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan Negeri Sembilan di Malaysia.

N a h, di tengah-tengah pusat etnisitas dan wilayah kebudayaan Minangkabau tersebut, terdapatlah tiga buah gunung yang dipercaya sebagai Penyangga Langit Minangkabau.

Ketiganya seperti sebuah tungku yang menjulang ke langit di tengah wilayah Minangkabau. Mungkin ini alasan ketiganya disebut penyangga langit Minangkabau.

Tiga gunung itu adalah Marapi, Singgalang, dan Tandikek. Ketiganya mendapat tempat yang unik dan agung dalam kebudayaan Minangkabau.

Legenda sejarah lisan dalam Tambo Minangkabau menyebutkan, bahwa asal usul nenek moyang orang Minangkabau berasal dari gunung Marapi.

Gunung Marapi dilihat dari puncak gunung Singgalang (Dokumentasi Pribadi)
Gunung Marapi dilihat dari puncak gunung Singgalang (Dokumentasi Pribadi)

Gunung Marapi

Gunung Marapi berketinggian 2.891 mdpl. Secara administratif terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Agam.

Gunung api bertipe kerucut (stratovolcano) ini menjulang tinggi dan terlihat sangat jelas dari kota Bukittinggi, Padang Panjang, dan Batusangkar. 

Puncaknya terlihat gundul kecoklatan sebagai ciri khas gunung api.

Letaknya yang sangat strategis, yakni berada di tepi jalan poros yang menghubungkan kota Padang-Riau-Sumut, membuat gunung ini menjadi destinasi favorit pendakian di Sumatera Barat.

Puluhan hingga ratusan ribu pendaki menapaki gunung ini setiap tahunnya dari tiga jalur pendakian yang ada.

Tiga jalur pendakian itu meliputi jalur selatan atau Tungku Tigo, jalur Aia Angek, dan jalur Kotobaru/Batupalano.

Baca juga: Ulasan Tiga Jalur Pendakian Gunung Marapi, Nomor 3 Sebaiknya Dihindari

Gunung Singgalang

Gunung Singgalang dan Marapi berhadap-hadapan, hanya dipisahkan lembah yang memanjang dari Bukittinggi hingga Padang Panjang.

Karena berhadap-hadapan, maka para pendaki yang berada di puncak kedua gunung ini bisa saling memandang pakai teropong dengan sangat jelas.

Berbeda dengan gunung Marapi, yang merupakan gunung api aktif, gunung Singgalang yang berketinggian 2.877 mdpl ini tidak aktif lagi. Penulis belum menemukan catatan sejarah kapan persisnya gunung ini terakhir meletus.

Ciri khas gunung ini sangat lembab dengan kandungan air yang banyak mulai dari bawah hingga ke puncaknya.

Telaga Dewi (Dokumentasi Pribadi)
Telaga Dewi (Dokumentasi Pribadi)

Di puncaknya terdapat telaga yang dikenal dengan nama telaga Dewi. Di tepian telaga dijadikan tempat berkemah para pendaki.

Tak begitu jauh dari telaga Dewi, di arah selatan, terdapat pula telaga Kumbang yang dilewati para pendaki bila hendak meunju gunung Tandikek.

Saat ini ada empat jalur pendakian gunung Singgalang yang masih eksis, yaitu jalur Pandaisikek, Jalur Sikadunduang, jalur Balingka dan, terbaru, jalur Padanglaweh.

Baca juga: Mengenal Trek Ekstrim Gunung Singgalang

Gunung Tandikek

Bersisian di sebelah selatan gunung Singgalang, berdiri megah gunung Tandikek atau Tandikat dengan ketinggian 2.438 mdpl. Keduanya nampak sangat jelas terlihat dari puncak gunung Marapi.

Gunung Singgalang dan Tandikek menjadi salah satu seting cerita Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 Wirosableng karya Bastian Tito. Disebutkan, salah satu guru Wirosableng bernama Tua Gila bermukim di gunung ini.

Selingkuhan Tua Gila bernama Sabai Nan Rancak juga pernah berkeliaran di gunung ini untuk menuntut balas.

Gunung Tandikek bisa didaki melalui jalur Singgalang Gantiang (paling umum), Lembah Anai, Malalak, dan Kandang Ampek. Tiga jalur terakhir merupakan jalur rintisan.

Baca juga: Lebih Dekat dengan Gunung Tandikat

Salam lestari!

SUTOMO PAGUCI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun