Namanya di puncak gunung, adalah hal biasa menyaksikan sunrise. Tapi baru kali ini saya menyaksikan golden sunrise super duper unik. Benar-benar rezeki anak saleh.
Kebetulan di puncak tertinggi (top) gunung Tandikat, pagi itu, hanya ada satu buah tenda, yaitu tenda saya. Dan di sinilah saya menikmati golden sunrise langka tersebut. Seorang diri.
Memang sudah jadi kebiasaan umumnya pendaki, termasuk saya, keluar dari tenda menjelang sunrise terbit. Menikmati sunrise salah satu aktivitas favorit bagi para pendaki.
Secara perlahan sisi teratas Matahari muncul di atas horizon Timur. Di atas lautan awan. Cahaya keemasan itu berbentuk lembaran-lembaran mirip kipas melesat ke langit.
Cuaca pagi nampak cerah. Udara terasa dingin, layaknya di gunung. Di samping tenda, di atas sebuah tunggul pohon, saya nangkring menikmati keindahan paripurna tersebut.
Sunrise langka begini hanya berlangsung beberapa menit. Karena itu setiap detik terasa begitu berharga. Terasa begitu spesial. Makin spesial dengan secangkir kopi hangat.
Gunung selalu memberi kejutan tak terduga. Contohnya kali ini. Walau sudah berkali-kali saya mendaki gunung Tandikat, selalu ada hal baru dan unik terjadi di sini.
Titik awal pendakian gunung Tandikat berada di jorong Gantiang, Nagari Singgalang, Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, sekitar 7 km dari persimpangan lampu merah kota Padang Panjang, ke arah Lubuk Mata Kucing.(*)
Baca juga: Lebih Dekat dengan Gunung Tandikat