Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ketika Naik Gunung Sago Serasa KKN di Desa Penari

10 September 2019   19:38 Diperbarui: 20 Juli 2021   11:59 3332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu tidak banyak yang bisa diharapkan dari pemandangan. Kabut terlalu tebal. Kota Payakumbuh di bawah hanya nampak samar-samar dibalik kabut asap. Sambil masak untuk makan malam, saya ke luar tenda menikmati suasana sekitar.

Seiring hari mulai gelap, teror mulai berdatangan! Tiba-tiba melintas tikus gunung raksasa berwarna abu-abu. Hampir sebesar betis orang dewasa. Nampaknya tikus ini mencium bau makanan dari tendaku. Jumlahnya ternyata tidak hanya satu ekor.

Tenda jelang sore (dokpri)
Tenda jelang sore (dokpri)
Satu-satunya tenda di puncak Robung saat itu (dokpri)
Satu-satunya tenda di puncak Robung saat itu (dokpri)
Aku tak suka tikus gunung. Biasanya tikus gunung suka mencuri makanan, melobangi tenda, menggigit ember air hingga bocor, atau tiba-tiba masuk ke kantong tidur. Sampai-sampai tengah malam terbawa mimpi tikus gunung menarikku ke luar tenda!

Teror tikus gunung (suara mencicit, keresek-keresek sekitar tenda, dan lebih-lebih dalam pikiran) membuatku kurang nyenyak tidur. Sebangun subuh aku langsung memasak sarapan, sambil menikmati sunrise di samping tenda.

Menu makan siang: nasi dan rendang (dokpri)
Menu makan siang: nasi dan rendang (dokpri)
Cemilan lempuk (dodol durian murni) khas Bengkulu (dokpri)
Cemilan lempuk (dodol durian murni) khas Bengkulu (dokpri)
Pukul 08.00, Minggu 8 September 2019, aku telah selesai packing. Langsung turun menuju pintu rimba. Estimasi turun setengah waktu untuk naik, jadi sekitar 2,5 jam. Namun karena aku berjalan sendiri, pukul 10.00 sudah sampai di pintu rimba.

Pendakian solo kali ini tidak seseram yang dibayangkan. Sangat menyenangkan. Dengannya lunaslah "hutangku" mendaki 7 gunung yang biasa didaki orang di Sumatera Barat secara solo (sendirian), kecuali gunung Talamau karena dulu didaki bersama kawan.(*)

Gunung tempat orang-orang berani (dokpri)
Gunung tempat orang-orang berani (dokpri)
Kontak posko Sikabu (dokpri)
Kontak posko Sikabu (dokpri)
Daftar objek wisata di Kayu Kolek (dokpri)
Daftar objek wisata di Kayu Kolek (dokpri)
Salah satu sudut di Kayu Kolek (dokpri)
Salah satu sudut di Kayu Kolek (dokpri)
Pelataran panorama Kayu Kolek (dokpri)
Pelataran panorama Kayu Kolek (dokpri)
Pelataran tempat parkir di objek wisata Kayu Kolek (dokpri)
Pelataran tempat parkir di objek wisata Kayu Kolek (dokpri)
Panorama di Kayu Kolek (dokpri)
Panorama di Kayu Kolek (dokpri)
Rumah Hobbit di Kayu Kolek (dokpri)
Rumah Hobbit di Kayu Kolek (dokpri)
Peninjauan panorama Kayu Kolek (dokpri)
Peninjauan panorama Kayu Kolek (dokpri)
Sunrise di puncak Robung pagi itu (dokpri)
Sunrise di puncak Robung pagi itu (dokpri)
SUTOMO PAGUCI 

Bila berkenan sila ikuti juga media sosial saya lainnya:

YouTube: https://www.youtube.com/channel/UC_fpP2LuhpRmbO26BkmR27Q

Instagram: https://instagram.com/tompaguci 

Twitter: https://twitter.com/tompaguci 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun