Foto di atas saat di puncak gunung Kerinci, Sabtu, 25 Agustus 2018 pukul 16.41. Sendirian. Diambil pakai kamera hp dengan susah payah karena layarnya pecah akibat terjatuh di depan posko R10.
Saat hp jatuh itu, sempat kepikiran; inikah tanda sial? Apalagi saat melihat ke arah puncak Kerinci nun di kejauhan nampak asap tebal keluar dari kawah.
"Nampaknya lagi erupsi, mas. Kami sarankan kemping di shelter 2 saja," kata Egi, salah satu staf BBTNKS yang sedang piket.
Saat itu Jumat (24/8/2018) pukul satu siang. Berusaha tak percaya tanda sial, pukul 13.45 aku meninggalkan posko menuju pintu rimba.
Beberapa jam sebelumnya, sekitar pukul 8.00, sepeda motorku slip dan terjatuh di jalan dekat danau kembar. Saat itu lagi hujan, aspal licin, dan aku mengerem mendadak karena truk di depanku tiba-tiba berhenti. Nyaris saja terperosok masuk kolong truk!
Untung kondisiku dan motor tak kekurangan suatu apapun. Mencoba tak percaya tanda sial, perjalanan kulanjutkan. Hingga sampai di pos R10 BBTNKS.
Sesampai di pos R10, aku istirahat sebentar, makan siang, dan ngobrol sama staf piket. Lalu aku beranjak ke ladang di samping posko untuk mengambil foto gunung Kerinci di kejauhan.
Setelah foto-foto, hp mau kumasukkan dalam kantong di tali bahu tas. Ternyata meleset! Hp meluncur jatuh ke tanah berkerikil tepat di bagian layar. Tak pelak layar hp retak seribu seketika itu juga.
Layar tak respon lagi untuk nelpon, SMS atau fungsi apapun kecuali kamera karena ada tombol khususnya. Sedangkan istri menelpon. Klien juga menghubungi tiap sebentar.