Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Gunung Bisa Jadi Rumah Kedua untuk Kita

2 Maret 2018   15:57 Diperbarui: 3 Maret 2018   08:31 1502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah keduaku (Dokumentasi Pribadi)

Ini serius, bukan bercanda. Gunung memang dapat menjadi rumah kedua dalam pengertian sebenarnya, khususnya bagi penikmat gunung. Di sana tempat favorit si pencinta gunung menghabiskan akhir minggu sendirian atau bersama keluarga. Tempat melakukan segalanya: memasak, bermain, istirahat, nonton, membaca, dan bersenang-senang. Selayaknya tinggal di rumah sungguhan.

Kriteria gunung sebagai rumah kedua tersebut, sedapat mungkin tidak terlalu jauh dari rumah pertama, dapat diakses hanya dalam beberapa jam saja. Disamping itu, tentu saja, harus indah, tidak membosankan untuk dikunjungi setiap waktu. Treknya moderat, bukan garis keras, mudah dilewati oleh anak kecil sekalipun.

Pemandangan harus indah (dokpri)
Pemandangan harus indah (dokpri)
Saya tinggal di Kota Padang, Sumatera Barat, dan gunung yang memenuhi kriteria tersebut ternyata cukup banyak: ada gunung Talang, Marapi, Singgalang dan Tandikat. Tiga gunung terakhir ada di Kabupaten Tanah Datar, sekitar dua jam perjalanan darat dari Kota Padang.

Sedangkan gunung Talang berada di Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat, hanya satu jam jalan darat dari tempat saya tinggal. Total cuma butuh sekitar lima jam untuk sampai ke puncaknya. Sedap!

Dari keempat gunung tersebut di atas, gunung Talang yang paling dekat, paling mudah melalui treknya, dan paling indah. Karena itu, gunung ini terpilih secara aklamasi sebagai rumah keduaku.

Yeah! Cadas di belakang (dokpri)
Yeah! Cadas di belakang (dokpri)
Gunung Talang berketinggian 2.597 meter di atas permukaan laut merupakan gunung berapi cukup aktif meletus dari tahun 1883 hingga terakhir 2007 lalu. Gunung bertipe stratovulcano ini hanya berjarak 9 km saja sari Arosuka, Ibukota Kabupaten Solok, dan 40 km dari Kota Padang, ke arah Alahan Panjang dan Solok Selatan serta Kerinci.

Tempat kemping ceria populer berada di ketinggian sekitar 2.200 mdpl, para pendaki menyebut area ini dengan nama "cadas", sekitar tiga jam perjalanan dari pos pendaftaran, sebuah area cukup luas untuk mendirikan ribuan tenda. Dari cadas butuh satu jam merayap di tanjakan sekitar 80 derajat untuk sampai di puncak hutan mati dengan ketinggian sekitar 2.400 mdpl, tempat ngekem favorit saya.

Sementara dari puncak hutan mati ke puncak utama (top) berjalan lagi sekitar 15-30 menit. Dari puncak hutan mati dan top inilah tersuguh pemandangan spektakuler ke segala arah, ada danau Singkarak, danau Atas, danau Bawah, danau Talang, lapisan bukit barisan, gunung Kerinci, gunung Marapi, Tandikat, Singgalan dan Sago. Benar-benar luar biasa!

Di kejauhan nampak gunung Kerinci (dokpri)
Di kejauhan nampak gunung Kerinci (dokpri)
Bahkan dari semua gunung di Indonesia yang pernah saya daki, pemandangan dari puncak gunung Talang merupakan salah satu yang terbaik. Masuk akal jika saya tidak pernah bosan mendaki gunung ini, berapa kali tidak terhitung lagi.

Kegiatan favorit saya leyeh-leyeh nyantai di hutan mati, duduk tiduran di hammock sambil mendengar musik, makan cemilan dan sebuah bacaan ringan. Jika hari hujan dan tak berpetir, cukup puas nyantai di dalam tenda sambil dengar musik, main masak-masakan, baca buku dan berselancar di dunia maya. Di sini sinyal telepon genggam cukup kuat. Saat hujan petir sinyal telepon genggam dimatikan total untuk hindari sambaran petir.

Pada malam hari puncak hutan mati biasanya sepi. Dari sini nampak pemandangan malam berupa lampu kerlap-kerlip di sekeliling gunung, seperti kapal RMS Titanic sedang berlayar malam di tengah dinginnya Samudera Atlantik Utara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun