Mungkin banyak kekawatiran Ayah dan Bunda membawa si kecil berpetualang ke tempat-tempat ekstrem, seperti mendaki gunung, apakah aman? Suhu di gunung kan dingin sekali. Bagaimana andai jatuh?
Berdasarkan pengalaman penulis membawa anak berpetualangan mendaki gunung, anak kecil ternyata punya fisik yang tak kalah tangguh dibandingkan orang dewasa, hanya saja akalnya belum berkembang sempurna, sehingga butuh pendampingan orang dewasa.
Penulis punya tiga orang anak, masing-masing berumur 13 tahun, 9 tahun dan 5 tahun. Ketiganya sudah pernah penulis bawa mendaki gunung, kadang kala sampai ke puncak, lain waktu hanya sampai di basecamp atau pertengahan jalan. Syukurlah sejauh ini aman-aman saja.
Banyak sekali hal positif yang dapat anak-anak pelajari dalam petualangan di tempat-tempat ekstrem semisal gunung, seperti melatih kebugaran fisik, melatih naluri bertahan hidup, koordinasi gerak, kerjasama dan saling menghargai, mengenal aneka tumbuh-tumbuhan dan binatang di hutan, mengendalikan emosi, dan banyak lagi.
Berikut ini tips dan trik bagaimana cara aman dan menyenangkan membawa anak-anak berpetulang mendaki gunung di daerah tropis seperti Indonesia, berdasarkan pengalaman langsung penulis dan anak-anak.
1. Peralatan pendakian
Pada dasarnya sama dengan peralatan pendakian untuk orang dewasa, seperti tenda, jaket, mantel hujan, sepatu treking, gaiter jika medan berlumpur atau berpacat, tongkat, obat-obatan P3K, dan lainnya sesuai kebutuhan. Pastikan semuanya lengkap dan terpakai tepat guna.
Untuk mengatasi suhu dingin terutama di malam hari, anak-anak bisa dipakaikan syal di leher; buff untuk menutupi kepala, leher dan telinga; jaket anti angin dan anti air; kaos kaki tidur; dan kantong tidur (sleeping bag).
Sedangkan untuk mengatasi sengatan matahari di siang hari, pakaikan topi, tabir surya untuk kulit, dan pelembab bibir agar bibir si kecil tidak pecah-pecah. (Sebenarnya pendaki dewasa pun baik sekali melakukan hal yang sama).