Kadang-kadang butuh suasana berbeda agar bacaan lebih meresap ke dalam jiwa. Membaca di perpustakaan, kamar atau cafe sudah terlalu mainstream. Saatnya mencoba tempat membaca yang baru dan lebih greget.
Dahulu sekali, penulis masih ingat suka membaca buku-buku sejarah di benteng Malborough, Bengkulu. Benteng ini didirikan oleh East India Company (EIC) tahun 1714-1719 di bawah gubernur Joseph Callet sebagai benteng pertahanan Inggris. Pemandangannya bagus, persis menghadap ke Samudera Hindia.
Belakangan, penulis terus mengeksplorasi tempat-tempat baru. Berikut ini rekomendasi tempat-tempat membaca kekinian tapi ekstrem, dijamin lebih greget. Pada dasarnya, sih, membaca bisa di mana saja, tapi membaca di tempat-tempat ini akan terasa nuansa berbeda.
1. Di puncak gunung
Tempat kemping favorit penulis ada di puncak hutan mati Gunung Talang. Di sini ada sedikit area datar untuk mendirikan tenda. Cuma saat musim badai sangat tidak direkomenasikan berkemah di sini.
Sebetulnya, hampir tiap kali mendaki gunung, gunung apa saja, penulis menyelipkan bacaan di dalam tas carrier. Saat hujan lebat dan tidak bisa ngapa-ngapain di dalam tenda, cukup menyenangkan membunuh waktu dengan membaca buku, obrolan ringan dan main masak-masakan.
2. Di teluk tersembunyi
Saat membaca terdengar suara deburan ombak dan desiran pasir tersapu gelombang, ditingkahi suara burung-burung bernyanyi di dahan pohon, dan angin yang berhembus semilir. Amboi!
Setelah lelah membaca, tinggal lemparkan bola mata ke tengah laut, ke bukit-bukit yang hijau, ke pasir yang berdesir menyentuh telapak kaki. Speaker bluetooth bisa pula dihidupkan dan diletakkan di atas batu agar suara denting nyanyian dari para biduan lebih menggema ke seluruh penjuru.
3. Di atas bukit
Sambil istirahat menikmati suasana, keluarkan buku bacaan dari tas kecil. Lalu tenggelamlah di alam bacaan sambil dikipasi sejuk angin bulan Desember. Jika ngantuk, tidurlah.
4. Di tepi telaga dan lubuk
Jika bosan membaca buku tinggal lompat ke dalam lubuk. Mandi sepuasnya. Setelah badan dingin menggigil, naik ke tepi, lalu seduh mie instan yang ditaburi krupuk kulit sapi. Sambil menyantap mie, tangan kiri memegang buku.
Kalau sifatnya main air begini biasanya anak-anak paling suka. Kadang membawa anak tak ada salahnya, saat mereka sibuk main air, bapaknya sibuk baca buku dan ngemil di bawah pohon. Telinga dan mata tetap memantau anak-anak.(*)
SUTOMO PAGUCI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H