Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Membaca di Tempat-tempat yang Ekstrem

31 Desember 2017   11:36 Diperbarui: 3 Januari 2018   20:51 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bacaan ringan pembunuh waktu (Dok Pri)

Kadang-kadang butuh suasana berbeda agar bacaan lebih meresap ke dalam jiwa. Membaca di perpustakaan, kamar atau cafe sudah terlalu mainstream. Saatnya mencoba tempat membaca yang baru dan lebih greget.

Dahulu sekali, penulis masih ingat suka membaca buku-buku sejarah di benteng Malborough, Bengkulu. Benteng ini didirikan oleh East India Company (EIC) tahun 1714-1719 di bawah gubernur Joseph Callet sebagai benteng pertahanan Inggris. Pemandangannya bagus, persis menghadap ke Samudera Hindia.

Belakangan, penulis terus mengeksplorasi tempat-tempat baru. Berikut ini rekomendasi tempat-tempat membaca kekinian tapi ekstrem, dijamin lebih greget. Pada dasarnya, sih, membaca bisa di mana saja, tapi membaca di tempat-tempat ini akan terasa nuansa berbeda.

1. Di puncak gunung

Tempat membaca favorit (Dok Pri)
Tempat membaca favorit (Dok Pri)
Di hari libur atau akhir minggu begini penulis suka mengemasi berkas-berkas, buku, majalah, tenda dan peralatan pendakian lainnya. Lima jam kemudian penulis sudah berada di puncak Gunung Talang. Gunung ini satu-satunya gunung paling dekat dari tempat penulis tinggal.

Tempat kemping favorit penulis ada di puncak hutan mati Gunung Talang. Di sini ada sedikit area datar untuk mendirikan tenda. Cuma saat musim badai sangat tidak direkomenasikan berkemah di sini.

Gunung, tenda dan buku (Dok Pri)
Gunung, tenda dan buku (Dok Pri)
Bacaan ringan pembunuh waktu (Dok Pri)
Bacaan ringan pembunuh waktu (Dok Pri)
Setelah mendirikan tenda, mengambil air di lembah, memasak dan makan, saatnya nyantai di hammock sambil baca-baca buku. Paling menyenangkan membaca bacaan ringan seperti novel dan majalah, tapi kadang-kadang penulis terpancing membaca berkas-berkas pekerjaan.

Sebetulnya, hampir tiap kali mendaki gunung, gunung apa saja, penulis menyelipkan bacaan di dalam tas carrier. Saat hujan lebat dan tidak bisa ngapa-ngapain di dalam tenda, cukup menyenangkan membunuh waktu dengan membaca buku, obrolan ringan dan main masak-masakan.

2. Di teluk tersembunyi

Membaca di teluk (Dok Pri)
Membaca di teluk (Dok Pri)
Variasi lain tempat membaca yang ekstrem adalah di sebuah teluk tersembunyi, yang jarang didatangi orang, dengan pohon-pohon besar, batu-batu raksasa, dan dikelilingi bukit hijau permai. Sedapat mungkin tidak terlalu jauh dari tempat tinggal, bisa diakses dalam setengah atau satu jam perjalanan.

Saat membaca terdengar suara deburan ombak dan desiran pasir tersapu gelombang, ditingkahi suara burung-burung bernyanyi di dahan pohon, dan angin yang berhembus semilir. Amboi!

Setelah lelah membaca, tinggal lemparkan bola mata ke tengah laut, ke bukit-bukit yang hijau, ke pasir yang berdesir menyentuh telapak kaki. Speaker bluetooth bisa pula dihidupkan dan diletakkan di atas batu agar suara denting nyanyian dari para biduan lebih menggema ke seluruh penjuru.

3. Di atas bukit

Membaca di atas batu di puncak bukit gunung Padang (Dok Pri)
Membaca di atas batu di puncak bukit gunung Padang (Dok Pri)
Di saat lain, enaknya sepedaan menyusuri jalan berliku tanah berdebu, naik turun, menerabas semak belukar, lalu berakhir di puncak sebuah bukit dengan pemandangan sekeliling yang permai. Tikar dibentangkan atau hammockdipasang pada dua batang pohon berdekatan. 

Sambil istirahat menikmati suasana, keluarkan buku bacaan dari tas kecil. Lalu tenggelamlah di alam bacaan sambil dikipasi sejuk angin bulan Desember. Jika ngantuk, tidurlah.

4. Di tepi telaga dan lubuk

Membaca di bawah pohon tepi telaga (Dok Pri)
Membaca di bawah pohon tepi telaga (Dok Pri)
Tak jauh dari tempat penulis tinggal cukup banyak sungai dan lubuk-lubuk tersembunyi, sejuk udaranya dan banyak ion negatifnya. Di sini, di bawah sebatang pohon rindang, ada sebuah batu pipih menghadap ke lubuk yang airnya berputar-putar. Tempat yang pas untuk duduk nyantai sambil membaca buku. Di lain waktu penulis membaca di tepi telaga, di bawah pohon yang rindang.

Jika bosan membaca buku tinggal lompat ke dalam lubuk. Mandi sepuasnya. Setelah badan dingin menggigil, naik ke tepi, lalu seduh mie instan yang ditaburi krupuk kulit sapi. Sambil menyantap mie, tangan kiri memegang buku.

Kalau sifatnya main air begini biasanya anak-anak paling suka. Kadang membawa anak tak ada salahnya, saat mereka sibuk main air, bapaknya sibuk baca buku dan ngemil di bawah pohon. Telinga dan mata tetap memantau anak-anak.(*)

SUTOMO PAGUCI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun