Ini film sudah cukup berumur, tapi siapa tahu terlewat ditonton. Saya sendiri baru nonton sampai di menit ke-15.43 tapi tak tahan untuk mengatakannya. Film ini bagus sekali! Kesimpulan itu tak berubah setelah menontonnya hingga menit terakhir.
Berlatar pendudukan Jepang di Tiongkok tahun 1930-an s/d 1940-an, di suatu tempat di Beijing dan Siheyuan, dimana tinggal seorang gadis muda (Miss Jiang) yang diam-diam mencintai seorang pria, tetangganya, seorang penulis.
Cerita dan pemerannya terasa otentik, sekalipun diadaptasi dari novel Steven Zwieg 1922 berjudul sama dan telah banyak difilmkan.
Tiap adegan mengalir perlahan seperti arus sungai, sehingga ada jeda bagi penonton untuk berpikir, meresapi dan menikmati setiap detail.
Musiknya pun sangat indah. Sulih suara, yang membacakan surat, juga enak dan empuk.
Setiap kalimat yang ditulis dalam surat itu, yang diiringi adegan-per-adegan, terasa sangat dalam. Seolah memang telah mengendap lama. Energi dalam tiap katanya terasa sangat kuat menghentak.
Kutipan favoritku adalah ini:
"Di dunia ini tidak ada yang bisa menandingi cinta dari seorang gadis muda, yang sama sekali tidak menyadarinya. Karena cinta ini tidak memiliki harapan, dan sangat sederhana. Penuh kasih dan gairah."
Kutipan itu mampu mewakili keseluruhan gejolak perasaan cinta gadis muda pada pria dewasa, tetangganya, dengan segala ritmik yang tertahan tak terkatakan.
Cerita begini memang baru terasa maksimal puitis dan kedalamannya saat disampaikan dengan gaya khas Asia.
Jiang Wen juga berakting sangat cemerlang sebagai seorang intelektual dewasa, kutu buku, penulis, sekaligus Don Juan. Ia memperlakukan tiap wanitanya dengan agung, penuh hormat, lembut dan sarat pertimbangan.