Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menonton Tarian Awan di Cadas Gunung Singgalang

30 Agustus 2017   13:00 Diperbarui: 30 Agustus 2017   23:20 3401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Angin menghalau kabut, nampak area camp ground di bawah (dokpri)

Melepas pandang dari ketinggian 2.750 mdpl di Cadas gunung Singgalang terhampar pemandangan lembah luas mulai dari kota Padang Panjang hingga Bukittinggi. Pada malam hari pemandangan lembah memanjang bak gemerlap kapal Titanic mengarungi lautan lepas.

Cadas merupakan area tanjakan gunung Singgalang mulai dari ketinggian sekitar 2.650 s/d 2.750 mdpl, di jalur pendakian Pandai Sikek, Tanah Datar, Sumatera Barat. Satu-satunya area terbuka di jalur ini. 

Awan menari-nari mengelilingi gunung Marapi (dokpri)
Awan menari-nari mengelilingi gunung Marapi (dokpri)
Tarian awan yang memukau (dokpri)
Tarian awan yang memukau (dokpri)
Pagi itu, Minggu (27/8/2017), suasana Cadas nampak berkabut tipis. Pemandangan di bawah diliputi awan berlapis-lapis, membentuk formasi, bergulung, timbul tenggelam, bak tarian alam. Nun di kejauhan nampak menyembul puncak gunung Marapi berselimut awan gemawan.

Tak lama berselang awan-awan itu tiba-tiba menghilang. Pemandangan jadi bablas terang benerang. Angin dingin berhembus pelan. Kini saatnya mengabadikan pemandangan dengan kamera telepon genggam.

Angin menghalau kabut, nampak area camp ground di bawah (dokpri)
Angin menghalau kabut, nampak area camp ground di bawah (dokpri)
Hutan di Cadas. Di kejauhan nampak samar kota Bukittinggi (dokpri)
Hutan di Cadas. Di kejauhan nampak samar kota Bukittinggi (dokpri)
Saat mendaki Singgalang, sesampai di Cadas ini, tenaga biasanya sudah terkuras. Maklumlah hampir seharian treking menyusuri tanjakan demi tanjakan ekstrim mulai dari tower RCTI-TVRI. Jika naik pukul 9 pagi maka sampai di Cadas sekitar pukul 15. Menyenangkan banyak beristirahat duduk-duduk di sini.

Begitupun saat turun di pagi hari (atau siang), saat cuaca di Cadas tidak hujan, maka duduk-duduk nyantai di sini terasa sangat mengasyikan. Menikmati saat-saat akhir di gunung ini, melihat pemandangan lepas, awan dan angin gunung. Sinyal hp cukup kuat membuat makin betah duduk berlama-lama berselancar internet sebelum turun (atau naik ke Telaga Dewi).

Formasi awan terus berubah (dokpri)
Formasi awan terus berubah (dokpri)
Puncak gunung Marapi nampak sebesar telur itik! (dokpri)
Puncak gunung Marapi nampak sebesar telur itik! (dokpri)
Saat naik (atau turun), sesampai di pertengahan Cadas, akan terlihat tugu memorabilia Galapagos bercat kuning untuk mengenang dua orang pendaki yang hilang di gunung ini, tahun 1988. Sebetulnya ada satu lagi pendaki lokal yang hilang di sini. Jadi total ada tiga orang pendaki yang hilang dan belum diketemukan jasadnya hingga saat ini.
Tugu memorabilia Sispala Galapagos (dokpri)
Tugu memorabilia Sispala Galapagos (dokpri)
Memorabilia Galapagos di Cadas gunung Singgalang (dokpri)
Memorabilia Galapagos di Cadas gunung Singgalang (dokpri)
Di area paling bawah dari Cadas ada bagian datar. Cukuplah untuk mendirikan sekitar lima buah tenda ukuran besar. Di sore hari (atau malam) para pendaki biasa mulai berkemah di sini. Areanya datar, ada sumber air dan terlindung dari terpaan badai menjadikan tempat ini pas buat mendirikan tenda.(*)
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
SUTOMO PAGUCI

Artikel Terkait:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun