Disamping itu, teknologi AktiveFit shoulder straps Deuter Aircontact bisa bergerak ke kiri-kanan mengikuti irama pergerakan punggung-bahu-atas saat berjalan. Ini sangat terasa manfaatnya, dimana shoulder straps tidak 'menahan' saat bahu bergerak. Poin ini menambah kenyaman punggung dan bahu saat dibebani beban berat dan berjalan jauh dan lama.
Kenyamanan Deuter Aircontact 55+10 saat beban berat bukan saja karena desain back systemnya, melainkan juga karena adanya konstruksi X-Frame berupa besi yang menyilang di bagian dalam sebelah belakang, ini memberikan kestabilan yang sangat baik saat carrier dijejali beban berat. Kedua besi menyilang ini terpasang kuat dibungkus jahitan pada bagian dalam belakang tas.
Namun, bak kata pepatah, tak ada gading tak retak. Deuter Aircontact 55+10 tetap memiliki kelemahan elementer saat digunakan dalam trekking. Pertama, tidak ada fitur 'Stow-On-The-Go' atau Trekking Pole Attachment seperti dimiliki Osprey Atmos AG (lihat gambar di bawah sebelah kanan yang dilingkari merah). Pengalaman penulis, menarok trekking pole yang paling fungsional, cepat dan mudah diakses memang seperti didesain oleh rerata tas punggung keluaran Osprey, bukan di belakang seperti desain Deuter.
Kedua, Deuter Aircontact 55+10 hanya memiliki satu kantong di tali pinggang. Berbeda dengan kebanyakan back pack keluaran Osprey seperti seri Atmos AG (lihat gambar di bawah sebelah kiri yang dilingkari merah), yang memiliki dua kantong. Pengalaman di lapangan, satu kantong saja dirasa kurang untuk menarok telepon genggam, kamera saku, coklat, permen dan perintilan kecil lainnya supaya gampang diakses.
Berbeda halnya dengan back system dan hip belt Osprey Atmos AG 65 yang terdiri dari jaring, selain sangat nyaman saat menempel di tubuh, juga tidak menyerap air terlalu banyak saat diguyur hujan lebat dan lama.
Beberapa pendaki yang penulis temui mengeluhkan berat kosong Deuter seri Aircontact (juga Aircontact Pro). Namun bagi penulis, berdasarkan pengalaman pemakaian, selisih berat kosong Deuter Aircontact 55+10 (2,350 kg) sekitar 350 gr dibandingkan Osprey Atmos AG 65 (1,98 kg) dalam pemakaian aktual tidak terlalu kentara. Pun, jika diadu nyaman antara Deuter ACT Lite 50+10 vs Aircontact 55+10, misalnya, penulis lebih menjagokan Aircontact 55+10.
Demikianlah ulasan pemakaian yang hanya meliputi pokok-pokok fitur dari carrier Deuter Aircontact 55+10 dan Osprey Atmos AG 65. Untuk spesifikasi lengkapnya silakan melihat langsung di website resmi deuter.com dan ospreypacks.com. Bila pembaca memiliki pengalaman sama atau berbeda silakan sampaikan melalui kolom komentar. Terima kasih.(*)
SUTOMO PAGUCIÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H