Akhirnya saya sampai di Cadas mendekati matahari tenggelam. Karena cuaca cerah suasananya cukup indah. Buru-buru saya mendirikan tenda. Sebelum matahari benar-benar tenggelam di balik puncak gunung Singgalang, yang kelihatannya sangat dekat dari Cadas, saya mengabadikan senja kali ini dengan kamera hp.
Matahari mulai tenggelam di balik puncak gunung Singgalang yang diselimuti awan (dokpri)
Sebelum matahari benar-benar tenggelam, awan menyuguhkan tarian terakhir pada puncak Singgalang (dokpri)
Tak lama malam menyelimuti seluruh kawasan Cadas. Cuacanya enak sekali. Dari cadas nampak pemandangan malam yang memukau: kerlip lapu dari Padang Panjang hingga Bukittinggi, seperti pemandangan kapal Titanic saat malam. Angin berhembus pelan, jadi malam terasa tidak terlalu dingin, berbeda dengan malam sebelumnya yang cukup dingin seperti dituturkan pendaki lain, maklumlah musim kemarau dan angin lebih kuat.
Penghujung senja di balik cadas (dokpri)
Penutup senja hari ini (dokpri)
Pukul 5.30 keesokan harinya mulai muncak. Matahari terbit (sunrise) tepat pukul 6.48. Jadi cukup jalan santai saja ke puncak untuk menikmati sunrise. Pukul 6.05 sudah sapai di puncak tugu Abel Tasman. Setelah istirahat secukupnya lanjut perjalanan ke puncak Merpati. Dari puncak Merpati turun ke lembah, tempat Taman Edelweiss berada. Pukul 6.48 saat matahari terbit posisi masih berada di kaki puncak Merpati.
Sunrise di balik puncak Merpati (dokpri)
Sunrise menyapa puncak (dokpri)
Sunrise di puncak (dokpri)
Setelah istirahat dan menikmati suasana terbitnya matahari di puncak Merpati, perjalanan dilanjutkan ke menuju
Taman Edelweiss, turun ke lembah sekitar setengah jam dari puncak Merpati. Kawasan Taman Edelweiss sebetulnya tidak disarankan untuk dikunjungi umum. Treknya cukup berat. Kadang arah angin membawa uap belerang mengarah ke sini membuat pernafasan tercekat. Untuk naik kembali juga cukup melelahkan.
Trek menuju Taman Edelweiss melewati punggungan yang cukup curam dari kanan puncak Merpati (dokpri)
Jalan lain menuju Taman Edelweiss dari puncak Merpati, menurun ke arah kiri, cuma lebih jauh (dokpri)
Di perjalanan menuju Taman Edelweiss (dokpri)
Sudah 19 tahun saya tidak ke Taman Edelweiss gunung Marapi; sebelumnya terakhir Oktober 1998 lalu. Biasanya mendaki cuma sampai Cadas atau puncak Merpati saja. Dalam ingatan saya yang telah samar-samar, kawasan Taman Edelweiss tahun 1998 sangat luas, subur dan lebat. Tapi kali ini terlihat berbeda. Sekarang pohon edelweissnya sudah agak jarang, pendek-pendek dan kurang subur. Yang tersisa nampak rapat dan subur agak ke tepi, dekat kawasan hutan.
Sampai di Taman Edelweiss (dokpri)
Salah satu sudut Taman Edelweiss (dokpri)
Sudut lain Taman Edelweiss (dokpri)
Sudut Barat Taman Edelweiss (dokpri)
Istirahat nyantai di Taman Edelwiess cukup lama. Sarapan pagi. Duduk-duduk. Foto-foto. Lalu BAB di sini, di bawah sebatang edelweiss. Gali lobang cukup dalam lalu mulai memasukkan pupuk kandang demi kesuburan edelweiss. Hehe.
Di Taman Edelweiss membelakangi puncak Merpati (dokpri)
Duduk-duduk santai menikmati suasana Taman Edelweiss (dokpri)
Membelakangi puncak Merpati (dokpri)
Hmm, perasaan dulu edelweissnya banyak, tinggi dan subur... (dokpri)
Kok di sini beda ya dengan dulu... (dokpri)
Membelakangi puncak Merpati. Abaikan vandalismenya (dokpri)
Eksplor Taman Edelwies (dokpri)
SUTOMO PAGUCI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya