Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Politik

Islam Politik Tak Seksi Lagi

15 Oktober 2012   13:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:49 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekalahan beruntun politik aliran dalam hal ini Islam politik setelah era Pemilu tahun 1955 hingga Pemilu tahun 2009, termasuk Pilkada Jakarta 2012, memperlihatkan dengan gamblang bahwa masyarakat pemilih mulai cerdas membaca realitas politik praktis.

Islam politik atau kalangan nasionalis ketika sudah masuk ke kancah politik praktis maka bawaannya sama saja, tetap tergantung pribadi masing-masing. Dalam beberapa hal politisi dari manapun cenderung menjadi “binatang politik” ketika terjun ke politk praktis.

Tujuan gerakan “binatang politik” hanya kekuasaan, kekuasaan, dan kekuasaan. Korupsi bila ada godaan dan kesempatan. Kita lihat bahwa politisi yang terjerat kasus korupsi tidak hanya berlatar belakang ideologi politik nasionalis melainkan juga kalangan Islam politik. Hanya berbeda di persentase saja.

Realitas tersebut dibaca dengan baik oleh para pemilih. Dalam Pilkada Jakarta 2012 memperlihatkan dengan jelas bahwa deretan partai Islam pendukung Foke-Nara tidak menjadi jaminan memenangkan pertarungan politik di wilayah yang warganya mayoritas beragama Islam.

Masyarakat pemilih nampaknya menyadari bahwa urusan negara berbeda dengan urusan agama. Pemerintahan diurus dengan sistem hukum ketatanegaraan yang telah disepakati bersama. Urusan pemerintahan tidak bisa dilaksanakan dengan menggunakan ayat-ayat kitab suci.

Suramnya pamor Islam politik yang tercermin dari parpol Islam juga diamini oleh hasil survei terkini. Survei LSI Oktober 2012 mencatat, setidaknya empat penyebab memudarnya parpol Islam dimata publik: makin memudarnya fenomena ‘Islam Yes, Partai Islam No’; lemah pendanaan; munculnya anarkisme mengatasnamakan Islam oleh kelompok tertentu; dan agenda syariahtisasi.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun