Kota Padang kena gempa merupakan cerita biasa. Tiada tahun berlalu tanpa disertai gempa. Bahkan, sering berturut-turut tiap bulannya, besar dan kecil. Terakhir terjadi hari Sabtu (4/8/2012) lalu.
Tiap ada musibah apapun anak sulungku (6,5) akan merapalkan doa. Mungkin ada yang sudah baca artikel sebelumnya (sila baca: Banjir Tak Akan Berhenti Dengan Doa) tentang cerita bagaimana ia menghentikan bencana dengan doa. Doanya panjang banget. Bisa-bisa satu jam ia berdoa.
Seperti kejadian hari Sabtu kemaren. Gempanya hanya berlangsung hitungan detik. Sontak anak sulungku berdoa. Berbagai doa di lafalkannya dengan kecepatan yang dahsyat. Dari doa masuk WC sampai doa berbuka puasa.
"Allahumma laka Shumtu wabika aamantu wa’ala risqika afthartu birahmatika yaa arhamar raahimiin." Ia menangkupkan kedua telapak tangan di wajahnya dengan kekhusukan yang menakjubkan.
Ternyata maknyus! Gempa pergi entah ke mana.
---------------------
(*) Diangkat dari kisah nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H