Ada banyak tipe konsep penulisan di Kompasiana ini. Setidaknya demikian menurut pengamatanku. Ada yang disiplin menulis sesuai bidang keilmuannya saja. Ada pula yang campur aduk tak beraturan. Tak sedikit yang fokus menulis fiksi. Aku sendiri masuk dalam kelompok campur aduk itu. Hanya saja mulai beberapa minggu lalu konsep Kompasianaku kuatur sedemikian rupa. Tulisan mengikuti apa yang kupikirkan dan kualami saat tulisan dibuat. Apa yang kupikirkan itu bisa isu-isu aktual terutama hukum dan politik. Bisa juga fiksi. Atau kenangan masa lalu. Bahkan penerawangan masa depan. Sulit untuk mengendalikan pikiran harus memikirkan satu hal. Ada-ada saja yang dipikirkan si otak dan aku tinggal memindahkan pikiran itu ke layar dashboard-ku. Tik-ketik-ketik selesai diketik...publish! Jadi deh. Dengan begitu enak mengikuti pikiran kita sendiri jika suatu hari kelak, entah kapan itu, kepingin lagi membuka ingatan masa lalu. Kompasianaku seolah garis waktu. Tinggal buka dan jreng! Tergambarlah apa yang kupikirkan dan alami waktu dulu. Dengan catatan akunku tak diblokir Admin. Namun aku belum benar-benar selesai memikirkan konsep akun Kompasianaku. Masih terus kupikirkan. Mungkin berubah lagi nanti. Siapa tahu. [caption id="attachment_183910" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi/conversationagent.typepad.com"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H