Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Teh Telor, Minuman Keperkasaan Ala Padang

5 Juni 2012   20:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:21 14676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_282355" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi teh telor/Sutomo Paguci"][/caption] Kali ini saya ingin berbagi cerita bagaimana cara mempertahankan keperkasaan-fungsional pria sejati. Istilah "keperkasaan fungsional" ini baru pertama kali saya dengar tapi bolehlah ditulis a nan takana (apa yang teringat) saja, soal artinya imajinasikan sendiri saja. Ngomong-ngomong Anda sudah 18+? Saya sudah memperingatkan, loh, ya. Lelaki dewasa di Padang dan Sumatera Barat umumnya gemar minum teh telor (teh talua, Minang). Apalagi yang sudah berkeluarga, teh telor seolah minuman wajib terutama selepas sarapan pagi. Tak heran jika kedai sarapan yang menyediakan teh telor akan diserbu pengunjung, apalagi jika teh telornya gurih. Kombinasi sarapan yang pas biasanya lontong atau pecal + teh telor. Kombinasi yang bikin pria greng. Walaupun bahan dan cara buat teh telor di mana-mana sama saja, namun uniknya, cita rasa bisa berlainan. Bahkan di kedai yang sama bisa lain rasanya jika pembuatnya ganti orang. Jangan bayangkan rasanya amis. Tidak. Rasanya mirip capucino. Di Kota Padang sendiri banyak tempat minum teh telor yang yahut, sebut saja kedai Kubang di Jalan M Yamin, Kedai Da Zal di bilangan Jalan S Parman, dan Kedai Ni Os di dekat Pasar Bandar Buat. Saya paling malas jika sudah jauh-jauh pergi ke kedai Da Zal tak tahunya Da Zal tak ada, jadinya yang buat adalah istrinya. Uek! Maaf, rasanya tak enak. Padahal, cara buat teh telor sangat simpel. Berikut pengamatan saya. Kuning telor ayam kampung atau itik (telor ayam ras tak lazim, apalagi telor burung onta) dicampur 2 sendok gula pasir lantas dikocok sampai "matang". Kemudian kocokan telor dalam gelas tersebut dituangi dengan air mendidih melalui saringan teh tarik, yaitu saringan teh dari kain yang panjang meruncing ke bawah, ini supaya mendapatkan cairan teh yang lebih kental. Jenis tehnya adalah teh hitam yang pekat seperti teh Prabawati Goalpara Sukabumi made in PTPN VIII. Airnya harus air matang masak mendidih, bukan air termos. Setelah siap barulah dihidangkan dengan disertai irisan jeruk nipis, yang akan diperas sendiri oleh si peminum ke dalam gelas teh telor sebelum meminumnya. Optional bisa ditambah vanila, susu kental, dan madu. Minum teh telor menjadi kebiasaan saya bertahun-tahun sejak merantau ke Padang. Jika sehari saja tak minum teh telor badan terasa tidak sekuat biasanya. Jika minum teh telor, hmm, badan lebih bertenaga. Otak terasa terjaga, pikiran menjadi terang, lebih awas dari biasanya, lebih pintar gitu. Mata juga terjaga jarang ngantuk. Dan...malamnya lebih bahagia ^_^ Jika kebetulan lagi ada urusan kerja ke Jakarta atau kota lain, wah, repot. Susah cari teh telor. Di warung-warung makan Padang juga jarang sekali yang menyediakan. Beda dengan di Sumatera Barat, hampir setiap warung makan menyediakan menu teh telor. So, jika suatu hari kita kopi darat dan saya terlihat kurang kosentrasi dan nampak ngantuk, itu artinya saya belum minum teh telor hari itu. Istri: "Uda,...silahkan minum teh telornya. Ini di bawah sudah disediakan..."^_^

[caption id="attachment_181031" align="aligncenter" width="300" caption="Teh Talua Kubang (http://primadonal.wordpress.com)"]

1338900368456212120
1338900368456212120
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun