Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berita Kasus Sukhoi Simpang Siur, Fakta Belum Dikonfirmasi Sudah Diberitakan

14 Mei 2012   06:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:19 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sebagai orang daerah, yang tidak melihat langsung kejadian, terus terang saya dibingungkan oleh berbagai pemberitaan media massa terkait jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 RA-36801 di Gunung Salak, Bogor. Berbagai berita bertebaran di media cetak, elektronik, dan online. Tidak sedikit yang faktanya belum dikonfirmasi kebenarannya tapi sudah diberitakan.

Sebut saja pemberitaan foto korban kecelakaan yang sumbernya dari twitter dan BBM. Belakangan foto tersebut hanyalah hoax belaka, konon foto kecelakaan pesawat di India. Lantas kembali media rame-rame memberitakan bahwa foto tersebut palsu, padahal baru sehari diberitakan.

Ada lagi pemberitaan soal pilot pesawat yang ditemui tergantung di pohon dengan parasut. Belum ada konfirmasi kebenaran faktanya dari sumber identitas, tes DVI, yang valid, sumber kompeten, tapi sudah diberitakan. Tak pelak menimbulkan kecurigaan macam-macam, mengapa seorang pilot pesawat komersial dilengkapi parasut dan kursi pelontar? Kasak-kusuk berbagai kemungkinan bahkan teori konspirasi pun menyebar ke mana-mana.

Kemudian diproduksi lagi berita yang menyatakan kotak hitam (black box) SSJ 100 sudah ditemukan. Tapi berita-beritanya ada yang baru sebatas klaim, belum ada fotonya atau wartawan belum melihat fisik kotak hitam itu.

Di TVOne diberitakan temuan ELT SSJ 100 dan reporternya sudah menyimpulkan ELT tersebut sebagai "tidak kompetibel". Sedangkan belum ada pengujian teknis apakah benar ELT itu kompetibel atau tidak.

Belum lagi wawancara media pada para keluarga korban yang bukan menggali fakta melainkan menggali firasat, pertanda, isyarat-isyarat tertentu dari korban menurut persepsi keluarga. Makin mengharu birulah pemberitaan seolah telenovela.

Demikianlah berbagai berita seolah berpacu kecepatan dengan waktu (dan dengan iklan). Media nampak ingin sekali memberikan informasi secepat mungkin kepada pemirsa atau pembacanya. Sebagian ada yang benar. Namun ada juga yang bukan fakta yang diberitakan, melainkan rumor.

Salam orang daerah yang dibingungkan berita "SukhoiJatuh".[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun