Riau, Warga Riau belakangan ini harus menghadapi cuaca panas yang semakin menyengat, dengan suhu yang mencatatkan peningkatan signifikan dalam beberapa hari terakhir. Cuaca ekstrem ini dirasakan hampir di seluruh wilayah Riau, menimbulkan kekhawatiran dan ketidaknyamanan bagi masyarakat.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu di Riau diperkirakan berada pada kisaran 35 hingga 37 derajat Celsius, lebih tinggi dari rata-rata suhu normal untuk periode yang sama di tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini disebut sebagai bagian dari fenomena cuaca yang lebih luas yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra.
BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru memperkirakan adanya siklon tropis baru yang akan berdampak pada cuaca di Riau. Fenomena tersebut, yang dinamai Tropical Cyclone Kong Rey, diprediksi akan memengaruhi kondisi cuaca dalam waktu dekat.
Bibin Sulianto, Forecaster On Duty di BMKG Pekanbaru, menyatakan bahwa suhu di Riau diperkirakan tetap tinggi selama beberapa hari ke depan. Kondisi ini disebabkan oleh adanya tekanan udara rendah di perairan Filipina, yang menarik massa udara dari wilayah Indonesia, termasuk Riau, menuju daerah terdampak siklon.
Siklon tropis adalah badai yang terbentuk di kawasan tropis, ditandai dengan pergerakan angin berputar cepat. Pembentukannya terjadi secara bertahap, mulai dari angin dengan kecepatan rendah hingga berkembang menjadi badai intensitas tinggi seperti hurricane atau typhoon. Siklon ini terbentuk dari dua elemen utama: air laut yang hangat dan hembusan angin. Kawasan dekat garis khatulistiwa, dengan suhu yang lebih tinggi dibanding daerah lainnya, mendukung terbentuknya fenomena ini.
Meskipun Tropical Cyclone Trami telah terpantau melemah, BMKG memprediksi bahwa Tropical Cyclone Kong Rey berpotensi muncul di lautan Filipina, yang dapat kembali memengaruhi pola angin dan berdampak pada kondisi cuaca di Riau.
Warga yang terpaksa beraktivitas di luar ruangan mengaku kesulitan untuk bertahan di tengah suhu yang begitu tinggi. "Kami tidak punya pilihan selain tetap beraktivitas, tapi memang sangat terasa panasnya, terutama di siang hari," kata seorang pedagang di kawasan pasar tradisional Pekanbaru.
Selain itu, pihak kesehatan juga menghimbau masyarakat untuk meningkatkan konsumsi air dan menjaga kesehatan tubuh agar tidak mengalami dehidrasi atau heatstroke. Pemerintah daerah pun menghimbau agar masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi untuk mengenakan perlindungan seperti topi, masker, dan sunblock guna meminimalkan dampak dari paparan panas berlebih.
Meski kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga beberapa waktu ke depan, BMKG mengingatkan agar masyarakat tetap waspada dan mengikuti informasi terbaru terkait perkembangan cuaca.
Di sisi lain, turut mengingatkan
masyarakat untuk waspada terhadap potensi kebakaran lahan yang dapat dipicu oleh kondisi cuaca panas ekstrem ini.