Selain Bangka Botanical Garden sebagai agrowisata terkenal di pulau Bangka, tepatnya di Namang -Kabupaten Bangka Tengah terdapat alternatif pilihan agrowisata yaitu Kawasan Hutan Pelawan.
[caption id="attachment_377616" align="aligncenter" width="300" caption="Gerbang masuk Kawasan Hutan Pelawan (Dok.Pri)"][/caption]
Untuk menuju kawasan ini diperlukan waktu sekitar 1 jam dari bandara Depati Amir, Pangkal Pinang. Perjalanan ke Bangka Tengah ke arah Koba, ibukota Kabupaten Bangka Tengah. Bangka Tengah meski sudah kehilangan pendapatan utama dari hasil timah melalui. PT Kobatin, tetap mrupakan kabupaten no 2 terbaik di Indonesia.
Kawasan hutan Pelawan terdapat di Namang, berupa hutan wisata ternak lebah liar. Hasil madu dari lebah liar kekentalannya tidak teratur. Ada tiga jenis madu yang dihasilkan, yakni madu pahit, madu manis dan madu mengkudung.
Madu pahit berasal dari bunga pohon pelawan, madu pelawan sangat berkhasiat untuk obat diabetes. Madu manis sering disebut madu leting, sangat baik untuk mengobati sakit lever. Sedangkan madu dari mengkudung manfaatnya agar peminumnya tidak cepat pikun. Tips untuk menentukan keaslian madu adalah dengan menempatkan di dalam freezer, bila asli tidak dapat membeku.
Hasil lainnya dari kawasan hutan Pelawan adalah akar pelawan, berupa jamur pelawan. Agar dapat dimasak dengan santan, harus dipilih jamur pelawan yang benar-benar kering. Bila jamur pelawan masih basah masih dapat dimakan, namun tidak bisa dimasak dengan santan. Jamur pelawan harganya sangat mahal, sekitar 1.5 juta rupiah per kg. Jamur pelawan dapat dimasak untuk membuat lempah kulat pelawan.
[caption id="attachment_377617" align="aligncenter" width="300" caption="Sarana peristirahatan di hutan (Dok. Pri)"]
![1428556928122722792](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1428556928122722792.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
[caption id="attachment_377618" align="aligncenter" width="300" caption="Jembatan baru yang kokoh (Dok.Pri)"]
![1428556967409557775](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1428556967409557775.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
[caption id="attachment_377620" align="aligncenter" width="300" caption="Jembatan lama yang belum diganti (Dok. Pri)"]
![14285570241839492519](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14285570241839492519.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
[caption id="attachment_377624" align="aligncenter" width="300" caption="Gerbang keluar kawasan hutan wisata (Dok. Pri)"]
![1428557078703321047](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1428557078703321047.jpg?t=o&v=300?t=o&v=770)
Kawasan hutan Pelawan diharapkan mampu menjaga, kelestarian keaneka ragaman hayati. Saat ini renovasi jembatan guna mengganti jembatan lama yang sudah rapuh sudah 60% selesai. Jembatan yang baru berwarna merah oranye, sangat kontras dengan kegelapan hutan, sehingga aman bila berjalan dalam cuaca mendung. Untuk menyelesaikan perjalanan keluar dari kawasan hutan Pelawan, Anda masih harus menggunakan jembatan lama. Anda harus ekstra hati-hati memperhatikan untuk tidak menginjak papan yang rapuh, dan bila berjalan dalam rombongan agar membuat jarak yang cukup berjauhan atau jangan terlalu berdekatan, guna menjaga keseimbangan jembatan. Secara keseluruhan dari pintu masuk hingga pintu keluar, kurang lebih panjangnya sekitar 3-4 Km.