Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Menyikapi Asuransi Sebagai Proteksi Diri dan Keluarga

14 April 2015   11:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:07 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering kali Anda merasa terganggu bila disaat rapat atau dikejar tenggat, tiba-tiba telepon genggam berdering dan ketika dijawab, hanyalah seseorang yang menawarkan produk asuransi. Kesal, jengkel dan bosan, karena hal ini terjadi berulang kali. Apakah ini kesalahan perusahaan asuransi ? Jelas bukan.

Momok terhadap perusahaan asuransi hanya disebabkan oleh ulah beberapa oknum yang tidak memiliki etika bisnis, mereka bekerja tidak secara profesional, namun hanya mengejar keuntungan materi semata, berupa komisi penjualan maupun mengejar bonus yang dijanjikan bila mencapai target penjualan tertentu.

Jadi, apakah asuranis itu diperlukan ? Silakan simak tulisan ini sampai habis.

[caption id="attachment_378305" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi Asuransi (Sumber : www.viva.co.id)"][/caption]

Bagi manusia, lahir, sakit, dan meninggal dunia adalah satu hal yang tidak dapat diprediksikan oleh siapapun. Seseorang yang tampak sehat walafiat pada suatu saat, tiba-tiba terbujur lemah di ranjang rumah sakit, bahkan dapat kabar sudah meninggal dunia. Bila seseorang sebagai tulang punggung keluarga secara ekonomi khususnya, bila tiba-tiba sakit atau meninggal dunia sehingga semua penghasilan seolah tiba-tiba raib, siapa yang akan menduganya ? Bagi si penderita sakit, dia akan kehilangan pendapatan bulanan yang biasa dia dapatkan saat aktif bekerja, demikian pula bila si penanggung ekonomi keluarga meninggal dunia, keluarga akan kehilangan sumber dana secara tiba-tiba.

Secara matematika, orang dapat berdalih, Anda dapat menabung guna memproteksi diri dan keluarga bila musibah terjadi. Kembali lagi ke paragraf diatas, siapa yang dapat memprediksi kapan musibah itu terjadi ? Untuk memudahkan pemahaman, baiklah kita simulasikan dalam bentuk angka agar lebih mudah dipelajari.

Andaikan seorang kepala keluarga sanggup menabung 12 juta rupiah per tahun, dia masukkan ke bank dalam bentuk tabungan atau deposito yang lebih sulit diambil karena ada batas waktunya. Bila dia menabung dalam waktu 5 tahun, maka jumlah tabungannya adalah 60 juta rupiah plus bunga. Bila kepala keluarga tersebut ikut asuransi, katakan membayar premi 12 juta rupiah per tahun dengan nilai pertanggungan 100 juta rupiah bila kepala keluarga meninggal dunia dan atau sakit mendapatkan biaya  perawatan 200 ribu rupiah per hari. Bila si kepala keluarga sakit atau mengalami kecelakaan pada tahun ke lima, maka asuransi akan membiayai biaya rumah sakit, sebaliknya bila menabung, maka jumlah tabungan akan berkurang untuk membayar biaya rumah sakit, tidak utuh lagi 60 juta rupiah.

Lebih parah lagi, seandainya pada tahun ke lima, si kepala keluarga meninggal dunia, maka keluarga hanya akan mendapatkan warisan sebesar 60 juta rupiah saja, sebaliknya bila si kepala keluarga mengikuti asuransi, maka keluarga akan mendapatkan warisan sebesar nilai pertanggunggan. Angka-angka diatas adalah nilai ilustrasi semata, angka-angka pastinya sangat tergantung pada jenis asuransi yang diambil.

Memang bila kepala keluarga memiliki kondisi sehat dan panjang umur, kemungkinan menabung  dapat lebih menguntungkan, karena tidak perlu membayar biaya asuransi. Namun siapa yang dapat memastikan nasib manusia, sakit, kecelakaan atau meninggal dunia tidak pernah ada yang mau dan tidak ada yang dapat memprediksikan sebelumnya.

Banyak orang yang kurang waspada, selalu merasa dirinya sehat, tidak pernah sakit, padahal melakukan kegiatan Medical Check-Up juga tidak pernah, sehingga tidak pernah terdeteksi sumber penyakit secara dini. Di era sekarang, dimana makanan serba instant yang banyak mengandung bahan kimia yang sangat memudahkan seseorang menderita penyakit, orang bekerja diluar batas waktu kewajaran sehingga rentan terkena penyakit, dan banyak hal lain yang perlu kewaspadaan lebih tinggi. Tanpa adanya proteksi keuangan, bila tiba-tiba Anda harus masuk ke rumah sakit, biaya yang harus dibayarkan dapat menguras seluruh tabungan yang ada.

Sebagai seorang kepala keluarga yang bertanggung jawab, hidup dan mati seseorang adalah ditangan kekuasaan Illahi. Demi keamanan keluarga, maka seorang kepala keluarga wajib menyiapkan dana cadangan bagi keluarganya bila sewaktu-waktu dia mengalami musibah, baik sakit, kecelakaan maupun meninggal dunia. Asuransi adalah sebuah media yang paling tepat, karena kepala keluarga dapat merancang sesuai kebutuhan keluarganya, dan tentunya disesuaikan dengan kemampuan finansial yang dimilikinya saat ini. Sehingga bila terjadi musibah, perusahaan asuransi yang akan mengcover seluruh biaya yang harus dikeluarkan, baik biaya pengobatan, maupun biaya hidup keluarga.

Dengan adanya jaminan keuangan dari asuransi, keluarga yang ditinggalkan oleh kepala keluarga, juga dapat terbebas dari hutang yang pernah dilakukan oleh kepala keluarga yang tiba-tiba meninggal dunia. Misal dari pemakaian kartu kredit, pembelian rumah atau kendaraan secara kredit, tentunya selama hutang itu wajar dan tercover oleh besarnya biaya pertanggungan. Jadi, keluarga yang ditinggalkan dapat melanjutkan hidup tanpa beban.

Jenis Asuransi

Kebiasaan berasuransi sebenarnya sudah berkembang subur di masyarakat sejak Pemerintah menggulirkan program Askes (Asuransi Kesehatan), Astek (Asuransi Tenaga Kerja), Jamsostek, maupun hingga kini yang berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Para pekerja di perusahaan dibiasakan menyisihkan sebagian gajinya dengan dibantu oleh perusahaan membayar premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan dan asuransi jiwa melalui program-program pemerintah diatas. Asuransi kesehatan untuk membiayai biaya perawatan bila pekerja jatuh sakit, asuransi kecelakaan untuk membiayai biaya perawatan bila pekerja mengalami kecelakaan kerja, sedangkan asuransi jiwa untuk memberikan santunan dana kepada ahli waris bila pekerja meninggal dunia. Pada program Jamsostek atau BPJS Ketenagakerjaaan juga meliputi fasilitas jaminan hari tua semacam dana pensiun, bila pekerja sudah tidak bekerja lagi namun masih hidup. Tentunya dapat digunakan untuk modal bisnis kecil-kecilan atau manfaat lain.

[caption id="attachment_378304" align="aligncenter" width="300" caption="Asuransi sebagai Proteksi Diri dan Keluarga (Sumber: www.info-kesehatan.net)"]

14289844781071240374
14289844781071240374
[/caption]

Selain asuransi diatas, masih ada lagi asuransi dari perusahaan swasta, yang beragam jenisnya. Salah satu yang paling popular adalah asuransi bea siswa atau asuransi pendidikan. Orang tua dapat membayarkan premi yang dapat dijadwalkan pengambilannya pada saat keperluan membayar biaya pendidikan anaknya, seperti kebutuhan uang pangkal, uang gedung dan lain-lain, biasanya dijadwalkan saat anak-anak mulai masuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Universitas.

Ada juga asuransi kebakaran (gedung, rumah), asuransi kendaraan (mobil, kapal, pesawat udara), asuransi kartu kredit dan jenis-jenis asuransi lainnya, yang sifatnya adalah memindahkan risiko ke perusahaan asuransi bila terjadi musibah. Karena sifatnya pengalihan risiko tentunya ada biaya yang harus dibayarkan kepada perusahaan asuransi berupa premi asuransi.

Sekarang mulai marak asuransi yang digabungkan dengan investasi yang lebih dikenal dengan nama Unit Link. Pada asuransi jenis ini, terjadi kombinasi antara proteksi dan investasi, jadi peserta asuransi dapat melakukan penambahan atau pengurangan dana tergantung pada nilai investasi yang dikehendakinya. Bagi peserta asuransi jenis ini patut mempelajari untung ruginya, karena ada sifat investasinya, maka bila investasi bergerak naik, terjadi keuntungan, sebaliknya bila investasi bergerak turun, terjadilah kerugian.

Kesimpulan

Asuransi merupakan produk keuangan yang patut disikapi dengan positif, tentunya dengan mencermati setiap klausula yang ada, jangan mudah terpesona dengan janji-janji manis agen asuransi. Anda sebagai pemegang polis harus selalu menanyakan hak-hak Anda, dan menanyakan dokumen apa saja yang perlu disiapkan pada saat akan melakukan klaim asuransi. Simpanlah dokumen yang diperlukan bersama polis asuransi agar pada saat musibah terjadi, Anda atau keluarga Anda tidak perlu panik atau kebingungan untuk melakukan klaim asuransi. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah agar Anda selalu membayar premi secara konsisten, supaya status asuransi Anda selalu aktif dan tidak tergolong tidak aktif (lapse).

Apakah setelah membaca tulisan ini Anda masih terasa berat ber Asuransi ? Semoga tidak ya, karena asuransi ini sangat banyak sekali manfaatnya.

Selamat ber-Asuransi sesuai kemampuan keuangan dan kebutuhan Anda !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun