Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kreativitas Dari Mie Siantar Hingga Evolusi Mie Gaul

13 September 2016   07:44 Diperbarui: 13 September 2016   18:10 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mie atau bakmi adalah makanan sejuta umat di Indonesia, khususnya mie siap saji. Dari ujung Barat Indonesia ada Mie Aceh yang terkenal berani bumbu rempahnya, hingga Mie Cakalang di bagian Timur Indonesia yang tersohor pedasnya.

Sedikit dibawah provinsi Aceh, adalah provinsi Sumatera Utara, ada sebuah kota yang memiliki mie yang kondang, yakni Siantar. Mie Siantar adalah salah satu mie di Indonesia yang banyak penggemarnya, baik orang Siantar yang ingin bernostalgia, atau para penggemar mie dari daerah lain.

Dari Mie Siantar ke Mie Gaul

Andreas Tjoe,  pemilik Cliff Noodl Bar di bilangan Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara, adalah salah satu penerus generasi penjaja mie Siantar. Bermula dari membantu orang tuanya dengan cara membuat mie keriting, jadilah Andreas seorang ahli membuat mie yang enak.

Saat ia membuka gerai mienya di PIK, sebuah pusat kuliner terbesar di kota Jakarta, menu andalannya adalah Original Curly Noodl, mie keriting Siantar dengan menerapkan resep khas keluarganya. Original Curly Noodl ini masih terus dipertahankan sebagai menu klasik hingga hari ini, yang dibandrol dengan harga Rp. 28.000,-

Orginal Curly Noodl (Dok. Pri)
Orginal Curly Noodl (Dok. Pri)
Mie keriting Siantar di Cliff Noodl Bar memiliki rasa yang khas, agak kenyal namun bumbunya yang meresap membuat mie terasa sedap saat disantap. Porsinya pas tidak terlalu besar bagi pecinta mie kelas biasa, namun terlalu kecil bagi penggemar mie kelas Jumbo.

Bila ke Cliff Noodl Bar, saya biasanya memesan Original Curly Noodl dan satu kreasi baru agar pulang dengan perut kenyang. Mie keriting disajikan dengan topping daging babi merah atau samsan rica yang pedas, dan ditaburi bawang goreng dan cu yu ca, lemak babi yang dipotong tipis lalu digoreng kering, rasanya mirip kerupuk, renyah dan gurih. Mie keriting dengan Samsan Rica dapat dinikmati dengan harga Rp. 35.000,- saja.

Cliff Noodl Bar dikenal sebagai mie gaul karena kreativitas pemiliknya. Guna mendapatkan diferensiasi pada mie yang dipasarkannya, Andreas menciptakan mie hijau (Vegetable Noodl) dengan menambahkan unsur sayuran, sehingga mie berwarna hijau. Kreasi terbaru adalah mie hitam (Takesumi Noodl) dengan menambahkan arang bambu.

Mie Hitam (Dok. Pri)
Mie Hitam (Dok. Pri)
Andreas juga menciptakan beberapa Fusion Noodl, seperti menambahkan telur yang mengadopsi dari ramen. Pilihan lain tersedia Rice Noodl (Kweetiauw), Vermiceli (Bihun) dan Pangsit. Untuk semua jenis mie yang dijajakannya ini tergolong kuliner non halal.

Ada juga kuliner halal. Bagi Anda yang tidak menyantap kuliner non halal, Cliff Noodl Bar menyediakan beberapa menu halal seperti Beef Bowl atau Nasi Daging Sapi Iris,  Chicken Katsu + nasi, dan Nasi Goreng.

Beberapa kreativitas barunya adalah Growling Dog atau biasa dikenal dengan nama Hot Dog, ada empat varian yakni original, red velvet, takesumi dan matcha, Untuk red velvet menggunakan beetroot. Buah bit yang berwarna merah, hingga tampilannya merah membara. Sedangkan takesumi menyajikan warna hitam, serta matcha yang menampilkan warna hijau. Jadi sama sekali tidak menggunakan bahan pewarna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun