Pulau ini sangat kecil, sehingga Anda dapat menjelajahi dengan berjalan kaki sambil melihat pemandangan indah di sekitar pulau. Disebut "Kemaro" dari bahasa Palembang yang berarti kemarau, karena delta ini selalu kering dan tidak pernah berair. Dalam kondisi air pasangpun, tetap terlihat terapung.
Pulau ini sangat diminati oleh penganut Buddha dan KongHuCu karena terdapat pagoda dan kuil.
Legenda pulau Kemaro terdapat kisah percintaan tragis ala Romeo dan Juliet, antara putri Sri Fatimah, putri Raja Sriwijaya dengan pria asal Tiongkok bernama Tan Bu An, yang ternyata tidak disetujui oleh orang tua putri tersebut. Karena keduanya tak dapat terpisahkan, maka orang tua mensyaratkan seserahan atau hadiah sesuai adat Sumatera Selatan.
Saat seserahan diterima, orang tua pihak putri melihat isinya hanya sayuran, maka ditolaklah pinangan si pria, karena putus asa, bunuh diri dengan menceburkan diri ke sungai Musi. Karena sedih putri juga ikut terjun ke sungai Musi, tragisnya ketika seserahan itu diteliti ulang ternyata dibawah sayuran isinya sesuai permintaan dengan banyak perhiasan dan keramik. Jadi, moral dari legenda ini agar kita selalu teliti sebelum membuat keputusan penting.
Selain ada pagoda, di pulau ini juga ada pohon cinta, yang konon bila pasangan menuliskan namanya, hubungannya akan abadi. Menurut legenda, pohon cinta ini tumbuh sebagai lambang cinta Putri Sri Fatimah dan Tan Bu An yang selalu abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H