Setelah mendarat dengan mulus di bandara Hananjoedin - Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, kami menuju kota Tanjung Pandan untuk sarapan pagi. Melewati tugu Batu Satam, batu yang dikenal memiliki khasiat menolak enerji negatif dan menyerap enerji positif bagi pemakainya, batu ini sangat terkenal di kawasan Belitung.
[caption id="attachment_377223" align="aligncenter" width="300" caption="Bandar Hanandjoedin Tanjung Pandan (Dok. Pribadi)"][/caption]
[caption id="attachment_377225" align="aligncenter" width="300" caption="Tugu Batu Satam (Dok. Pribadi)"]
Sarapan pagi berupa mie Belitung, yaitu mie kuning yang diberi campuran irisan mentimun, kentang, taoge / kecambah, bakwan dan disiram kuah kaldu udang / kepiting yang berwarna coklat kehitaman. Kadang kala ada 1-2 udang kecil yang ikut dari kuah yang disiramkan, terakhir ditaburi emping.
Rasanya hampir mirip mie kupat di Semarang, hanya bedanya pada mie kupat ada tambahan ketupat dan tidak menggunakan emping, melainkan kerupuk karak / gendar. Warna kuah yang coklat kehitaman disebabkan adanya penambahan kecap asli Belitung. Namun saat ini kecap tradisional sudah gulung tikar, kalah bersaing dengan kecap yang dipasarkan produsen nasional yang sering mensponsori event-event kuliner nusantara, demikian penjelasan Ibu Atep, pemilik mie Atep - Belitung.
[caption id="attachment_377226" align="aligncenter" width="300" caption="Mie Atep (Dok. Pribadi)"]
[caption id="attachment_377227" align="aligncenter" width="300" caption="Mie Belitung (Dok. Pribadi)"]
Sebagai minuman adalah jeruk konci panas atau es jeruk konci. Minuman ini terasa segar diminum di kota Tanjung Pandan yang cukup panas.
Ada lagi jajanan berupa moci, yang agak berbeda dengan moci di Semarang yang ditaburi tepung putih, moci di Belitung tanpa taburan tepung. Rasanya manis, tetapi tidak berisi kacang di dalamnya.
[caption id="attachment_377228" align="aligncenter" width="300" caption="Kue Moci Belitung (Dok. Pribadi)"]
Pantai Tanjung Kelayang