Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Chile: Pertahankan Piala Copa America

28 Juni 2016   12:17 Diperbarui: 28 Juni 2016   12:25 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil Copa America 2016 (Sumber: www.rappler.com)

Pada tulisan sebelum pertandingan final Copa America 2016 berlangsung, saya telah mempertanyakan "Mampukah Chile Mengulang Prestasi Tahun Lalu?" dan ternyata Senin 7 Juni 2016 dini hari waktu Indonesia yang disiarkan langsung oleh KompasTV, Chile benar-benar membuktikan kemampuannya dan berhasil menggondol kembali piala Copa America 2016 ke negaranya.

Memang diatas kertas team Argentina memiliki kemampuan teknis dan materi pemain jauh lebih unggul dibandingkan team Chile, bahkan team Argentina tahun ini disebutkan jauh lebih bagus daripada kekuatan team Argentina tahun lalu saat dikalahkan Chile di final Copa America 2015.  Bahkan di pasar taruhan, team Argentina diunggulkan menang 3-1 atas Chile. Meski ke dua team saat ini memiliki duo pemain haus gol, yakni Messi dan Higuain bagi Argentina serta Eduardo Vargas dan Alexis Sanchez yang dipunyai Chile, pertandingan final kemarin miskin gol. Pertandingan final Copa America 2016 kemarin, mampu membuat team Argentina frustrasi karena selalu gagal menembus gawang Claudio Bravo yang bermain sempurna.

Pertandingan menjurus keras,  dua pemain dari kedua belah pihak harus dikeluarkan dari lapangan hijau, Marcelo Diaz dikeluarkan dari lapangan setelah melanggar Lionel Messi, dan Argentina mendapat hadiah tendangan penalti, namun gagal dieksekusi oleh Messi. Menyusul Marcos Rojo dikartu merahkan setelah melakukan tackle keras atas Arturo Vidal. Sehingga masing-masing kesebelasan terpaksa harus bermain dengan sepuluh pemain hingga akhir pertandingan 2x45 menit, perpanjangan waktu 2x15 menit dan adu penalti. Ke dua team beradu teknis, strategi dan menata pemain yang turun di lapangan, namun skor tetap imbang 0-0 hingga akhir perpanjangan waktu.

Adu Penalti 

Penyelesaian babak final selalu harus diakhiri dengan adu penalti, bila ke dua kesebelasan gagal memenangi pertandingan setelah berakhirnya masa perpanjangan waktu. Dalam adu penalti, diperlukan ketajaman pelatih dalam menyusun algojo yang akan melaksanakan tembakan di titik penalti. Selain itu kekuatan mental dan kejelian pemain terpilih sangat mempengaruhi hasil. Pilihan harus menembak ke kanan, tengah atau kiri gawang, tembakan bola menyusur rumput atau melambung ke atas, dan arah penjaga gawang menjatuhkan diri, merupakan probabilitas yang susah diprediksi secara matematis.

Pada adu penalti team Chile mendapat kesempatan pertama. Team Chile menurunkan Arturo Vidal, Nicolas Castillo, Charles Aranguiz, Jean Beausejour, dan Francisco Silva. Dari ke lima eksekutor Chile, hanya Arturo Vidal yang gagal menunaikan tugasnya, karena bola berhasil ditepis oleh penjaga gawang Sergio Romero. Team Argentina menurunkan eksekutor Lionel Messi, Javier Mascherano, Sergio Aguero dan Lucas Biglia. Karena Lionel Messi dan Lucas Biglia gagal melaksanakan tugasnya, maka tidak diperlukan eksekutor ke lima dari team Argentina, dan wasit Heber meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan final Copa America 2016, dan menyatakan Chile sebagai juaranya (4-2).

Kegagalan Messi berturut-turut dua kali tidak berhasil menyarangkan bola dari titik penalti adalah masalah mental, bagi pemain sekelas Messi, beban mental yang ditanggungnya terlalu berat. Pelatih Argentina memasang Messi sebagai eksekutor pertama, tentunya dengan harapan Messi akan mendongkrak mental pemain lainnya, namun kegagalannya berbalik menjadikan mental seluruh pemain Argentina luruh. Dan kini kali ke tiga team Argentina gagal meriah juara akibat kekurang akuratan Messi dalam bermain. Padahal di Barcelona, Messi dapat bermain bebas tanpa beban dan bersinar, justru saat harus membela panji negaranya, dia gagal. Hal inilah yang menyebabkan Messi akhirnya harus mengumumkan gantung sepatu paska kekalahan Argentina di Copa America 2016.

Juara Lengkap

Chile akhirnya berhasil mempertahankan piala Copa America yang telah diraihnya tahun lalu, juga berhasil membalas kekalahan atas Argentina pada babak penyisihan Group D. Chile juga mendapatkan sepatu emas melalui Eduardo Vargas yang berhasil tampil menjadi pencetak gol terbanyak pada Copa America 2016 ini. Viva Chile !! Don'ts cry for me, Argentina ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun