Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Cara Jadi Kaya, Dengan Bijak Kelola Keuangan

26 Agustus 2015   20:04 Diperbarui: 6 September 2017   14:10 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapakah yang boleh disebut kaya menurut Anda ? Secara mudah, Anda akan menjawab, yang boleh disebut kaya adalah mereka yang berpakaian rapi, naik turun mobil, makan minum di rumah makan mewah, dan tinggal di rumah gedung dengan sekian banyak pembantu rumah tangga dan penjaga keamanan. Sebaliknya, mereka yang berpenghasilan pas-pasan, berpakaian kumal, tiap saat mengejar bis kota atau angkot, kadang makan kadang puasa, dan tinggal di rumah petak masih ngontrak lagi,  pastilah disebut masuk kelompok miskin.

Padahal asumsi diatas dapat dikatakan tidak selalu benar, karena menurut teori ilmu ekonomi, seseorang disebut kaya apabila seseorang  tersebut memiliki investasi yang nilainya diatas nilai hutang-hutangnya. Jadi, bila seseorang yang tampaknya seperti orang kaya, tetapi semua yang dipakai dan dikenakannya ternyata adalah hasil hutang, maka orang itu belum dapat menyandang predikat sebagai orang  kaya. Sebaliknya seseorang yang tampak biasa-biasa saja, hidup sederhana, namun memiliki investasi dengan nilai yang cukup tanpa hutang, orang ini yang pantas disebut orang kaya.

Agar Anda dapat mengelola keuangan dengan bijak, pertama-tama Anda harus dapat mengatur aliran keluar masuk uang (cash flow) dari penghasilan yang  Anda dapatkan. Besar kecilnya upah yang Anda dapatkan tidak dapat  dijadikan patokan. Seseorang dengan upah besar, bila pengeluarannya berlebihan, justru akan menghasilkan hutang, sebaliknya seseorang dengan upah kecil, bila pandai mengatur pengeluarannya, justru akan menghasilkan investasi. Jadi, jangan bekerja untuk mencari upah setinggi-tingginya, tetapi bekerjalah guna mendapatkan aset. Karena dengan adanya aset, Anda akan dapat menghidupi diri Anda saat pensiun atau berhenti bekerja maupun keluarga Anda.

Banyak orang yang menyebutkan bahwa masa depan adalah misteri,  yang susah untuk diduga. Padahal masa depan sebenarnya ditentukan oleh Anda sendiri. Anda harus mempersiapkan menyongsong masa depan dengan mengatur pendapatan Anda pada pos-pos yang harus Anda keluarkan di masa depan. Sebagai pemuda / pemudi yang baru lulus sekolah / kuliah, Anda akan memiliki pos pengeluaran besar di masa depan, seperti untuk perkawinan, membeli kendaraan, membeli rumah dan isinya, membiayai pendidikan anak-anak dan biaya hidup Anda sendiri setelah tidak bekerja.

Untuk mengatasi semua pos pengeluaran besar di masa depan, Anda harus mengatur pengeluaran secermat mungkin. Mengatur pengeluaran bukannya harus menjadi pelit dalam mengeluarkan uang, namun Anda harus berupaya agar pengeluaran Anda tidak melebihi yang seharusnya. Agar Anda dapat mengatur semua pengeluaran Anda, maka Anda harus mengurangi tagihan-tagihan yang tidak perlu, memangkas pengeluaran yang tidak seharusnya atau menutup pengeluaran yang tidak perlu. Banyak  orang yang tidak sadar telah berlaku boros, sehingga berapa besarpun upah atau pendapatan yang diperolehnya, akan selalu kurang, karena pengeluaran tidak diatur dengan baik dan cerdas. Khususnya Anda harus berhati-hati menyikapi program SALE yang hampir setiap hari Anda baca di media masa, baik koran, televisi maupun brosur yang dibagikan di rumah Anda. Jangan sekali-kali tergiur dengan aneka rayuan hadiah dan diskon. Belilah yang sesuai dengan kebutuhan pokok Anda, hindari yang sifatnya hanya kebutuhan berdasarkan keinginan belaka.

Ada tiga kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan pokok / wajib, kebutuhan karena butuh dan kebutuhan karena ingin. Kebutuhan pokok dan kebutuhan karena butuh pada umumnya ada batasnya, sedangkan kebutuhan karena ingin sering kali justru tidak ada batasnya. Agar Anda dapat menutup pengeluaran  yang tidak perlu, maka Anda harus mampu memahami karakter pribadi Anda. Karakter sangat ditentukan oleh apa yang ada dalam kepala Anda, yaitu otak. Bila otak kiri Anda yang dominan, maka Anda adalah seorang spesialis, sedangkan bila otak kanan Anda yang dominan, maka Anda adalah seorang generalis.

Agar Anda tidak terjebak pada pengeluaran yang diluar kepatutan, petakan pengeluaran Anda dengan pola 30:10:10:50, artinya 30% untuk melunasi hutang-hutang Anda, 10% untuk berinvestasi, 10% untuk membayar premi asuransi dan 50% untuk membiayai hidup Anda.

Cara Berinvestasi

Untuk mulai berinvestasi, Anda harus mulai dari sekarang, tidak perlu harus menunggu hingga Anda merasa memiliki dana lebih. Banyak cara untuk berinvestasi diantaranya dengan membeli saham, sebaiknya Anda fokus pada dividen yang dibagikan tiap tahun, agar Anda dapat tetap fokus pada pekerjaan utama Anda. Seseorang yang membeli saham dan hanya mengharapkan capital gain, akan sulit untuk fokus pada pekerjaan utamanya. Hidupnya akan selalu gelisah dari hari ke hari, karena harus mengamati naik turunnya nilai saham di bursa. Cara lainnya, adalah Anda menanamkan investasi Anda ke dalam bentuk reksadana atau unit link, disini ada pihak ke tiga yang bekerja selaku Manajer Investasi (Fund Manager). Menanamkan investasi kedalam property juga bagus, karena nilai property dari tahun ke tahun tidak akan pernah turun, karena jumlah manusia selalu bertambah, sedangkan jumlah lahan tidak pernah bertambah. Property yang Anda beli, dapat Anda sewakan, tips menyewakan yang baik, carilah yang masa sewanya pendek dan jumlah penyewanya banyak. Hasil sewa ini otomatis menjadi pendapat pasif (passive income) bagi Anda.

Dalam berinvestasi, Anda harus senantiasa berhati-hati, karena banyak sekali penipuan atau investasi bodong. Anda harus memahami ciri-ciri investasi bodong, yakni berani memberikan bunga yang tinggi, menjanjikan bonus bila berhasil mendapatkan anggota baru, menjanjikan uang tunai bulanan, menjanjikan tidak akan rugi dan menyajikan skema keuangan yang tidak masuk akal.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun