Pada Maret 2017 yang lalu, mas Indra Diwangkara mengajakku mengikuti wisata kuliner Jelajah Bekasi. Ada apa ya di Bekasi, bukannya hanya panas, jauh dan kemacetan panjang?
Sebagai putera kelahiran Bekasi, Â mas Indra mencoba memperkenalkan daerah kelahirannya. Maka mas Indra melakukan survey dan studi, sehingga akhirnya berani meluncurkan program jalan-jalan Jelajah Bekasi ini.
Dengan mengambil stasiun Bekasi (pintu keluar Juanda) sebagai titik kumpul, kami memulai tour ini dengan mengunjungi Monumen Perjuangan Kali Bekasi.
Monumen ini berupa tugu yang terletak di jalan Ir. H. Juanda, kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara. Monumen ini dibangun untuk mengenang perjuangan rakyat Bekasi melawan penjajah Jepang.
Hutan Kota Bekasi sebagai Ruang Terbuka Hijau ini terletak di jalan Veteran, Kelurahan Margahayu, Â Kecamatan Bekasi Selatan, satu kawasan dengan Mesjid Agung Al Barkah, menempati bekas alun-alun kota Bekasi.
Dengan adanya Hutan Kota ini diharapkan terjadi keseimbangan ekologi, memelihara ketersediaan air tanah, mencegah banjir, sarana rekreasi masyarakat, tempat hidup satwa dan menjaga kebersihan udara. Disini terdapat lebih dari 300 pohon, bangku taman, tempat berteduh, jalur jalan kaki dan lampu penerangan.
Disamping Hutan Kota Bekasi, kini juga telah diresmikan Hutan Kota Perkemahan Bina Bangsa yang sekawasan dengan Gedung Olahraga Patriot, jalan Ahmad Yani, Bekasi; sebagai hutan kota ke dua.
Kuliner Bekasi
Siang hari perut mulai protes untuk diisi. Kini saatnya untuk memperkenalkan kuliner Bekasi. Kuliner khas Bekasi boleh dibilang tidak ada, jadi banyak mengadopsi dari daerah terdekatnya seperti Betawi dan Sunda.
Gabus Pucung, sayur berbahan ikan gabus yang dagingnya lembut dan kuahnya yang segar, sangat lezat bila disantap bersama sambal yang pedas.