Untuk menyambut Lebaran, sudah lazim kita akan memasak hidangan yang khas, seperti ketupat Lebaran, opor ayam, sambal hati, rendang, yang rata-rata mengandung santan.
Santan selain kurang sehat, juga sekarang harga kelapa sedang mahal. Jadi kita harus prihatin dan harus menyesuaikan dengan anjuran Pemerintah yang banyak melakukan perampingan kegiatan atau berhemat.
Guna membantu teman-teman tetap ber Lebaran dengan hemat dan sehat, Ketapels berkolaborasi dengan Ladiesiana mengadakan acara bincang-bincang dengan chef Ranu di pinggiran sungai Cisadane, Tangerang.
Chef Ranu menyampaikan ide yang termasuk anti mainstream, yaitu Menu Lebaran tanpa santan.
Chef Ranu adalah pemegang rekor MURI pada tahun 2015. Saat itu chef Ranu berhasil menciptakan kreasi 100 mie dalam satu jam untuk 1000 anak, sendirian, tanpa dibantu asisten.
Chef Ranu saat itu berhasil menciptakan 50 kreasi gorengan dan 50 kreasi berkuah.
Latar belakang chef Ranu yang kelahiran Pandeglang ini adalah marketing, namun ia mulai belajar memasak secara otodidak sejak 2012.
Maka sebelum banyak terjun memasak, chef Ranu mengawali dari menjadi pemandu acara memasak. Sering bersafari dari kota ke kota, dari mall ke mall.
Chef Ranu juga sempat membuat viral kuliner Banten, nasi kutang, yaitu nasi dengan tangkil atau kulit mlinjo dan ikan asin Hingga ada lagunya.
Untuk mendapat sebutan chef, tidak harus lulusan tata boga, melainkan harus menguasai dasar atau filosofi memasak, yakni hafal bumbu-bumbu yang harus ada pada sebuah masakan.
Chef Ranu bercerita suka dukanya, pada mulanya banyak ditolak perusahaan makanan dan media, uniknya kini justru ia yang dicari-cari perusahaan makanan dan media untuk bekerja sama.
