Setelah selesai berkunjung ke istana Cipanas, sudah saatnya makan siang. Lalu kita berunding mau makan siang dimana. Akhirnya didapat kesepakatan mencoba sate Maranggi.
Sate Maranggi adalah salah satu kuliner khas Sunda, khususnya di Purwakarta, karena ada Sentra sate Maranggi yang dihuni puluhan penjual sate Maranggi.
Perbedaan sate Maranggi dengan sate Madura adalah tidak menggunakan saus kacang. Kalau di Purwakarta, hanya kecap manis, dan irisan bawang, karena saat sebelum dibakar sudah dibumbui dengan rempah-rempah khas Sunda, seperti kunyit, jahe dan daun salam. Daging yang dipakai adalah daging sapi. Ada dua varian, yang daging saja dan daging dengan lemak.
Uniknya sate Maranggi yang dijajakan di Cipanas, disajikan bersama oncom.
Cara nenyantapnya bisa bersama nasi putih, tetapi bisa juga dengan ketan / uli bakar.
Setelah menentukan makanan yang akan dipesan, kita langsung ke kasir untuk menyelesaikan pembayaran. Lalu kita diberi nomor, dan menyerahkan kertas yang sudah ditandai kalau sudah lunas ke pembakar sate.


Sate memang dibakar di depan gerai, jadi pemesan bisa melihat proses pembakarannya. Setelah sate matang disajikan dengan piring ke pemesan sesuai nomornya. Karena dibakar di depan pemesan, kita dapat merasakan atau mencium bau khasnya yang sedap, sehingga makin menambah lapar perut yang sudah keroncongan.
U
Sate sapi yang telah matang berwarna coklat tua, dagingnya cukup juicy sehingga kita tidak perlu mengunyah terlalu berat. Karena sudah dibumbui dimakan langsung juga enak, bagi yang suka oncom bisa disantap bersama oncom.
Inilah salah satu kuliner khas Sunda yang autentik dan lezat. Sudah pernahkah Anda mencobanya?