Kemarin baru saja diumumkan peraturan baru penerimaan Insentif bagi Kompasianer. Semula diharapkan munculnya kriteria yang terukur, namun berita "gembira" menurut admin, tetap menjadi keresahan bagi Kompasianer.
Karena syarat untuk memperoleh Insentif, tetap dengan ketentuan satu Artikel Utama (AU) dan tiga Artikel Pilihan (AP). Yang berubah hanya ada konversi satu AU sama dengan 2500 poin dan satu AP sama dengan 500.poin.
Ketentuan harus memperoleh satu AU dan tiga AP sangatlah tidak terukur, karena label AU dan AP sifatnya ditentukan oleh admin atau kelompok admin. Bahkan saat Kompasianival 2024, coach yang menjawab "semua pertanyaan tentang Kompasiana", tidak dapat menjawab dengan terukur sebuah artikel layak diberi label AU atau AP .
Usul nih, boleh usul khan ? Sebaiknya lima AP bisa dikonversi menjadi satu AU. Karena sangat ironis, bila seorang Kompasianer pada suatu bulan mendapatkan 20 AP dan 0 AU, insentifnya akan nihil. Atau kalau mau lebih berat, satu AU identik dengan 25 AP. Setuju ?
Seharusnya Kompasiana menbuat ketentuan yang terukur, jangan berdasar label AU dan AP. Kalau untuk dasar bonus sih boleh, tapi untuk dasar insentif harus terukur. Karena penentuan AU dan AP itu berdasar pada subyektivitas. Bahkan di media arus utama pun, Headline itu selalu berdasar pada selera Redaksi. Jadi, sangat kurang adil bila pelabelan diberikan berdasar selera.
Kalau punggawa Kompasiana tetap kukuh pada prndiriannya, ini hak prerogatif kami sebagai pengelola. Bersikaplah transparan. Tulislah dibawah AU dan AP, dasar pelabelan tersebut. Supaya dapat dipahami oleh semua Kompasianer. Agar tidak muncul kata-kata apatis, seperti "dia khan auto AU", karena tulisannya selalu sesuai dengan selera admin.Â
Atau bila tidak mau report, silakan per tiga atau enam bulan undang Kompasianer yang berminat ke O2 Corner. Lalu berikan penjelasan transparan artikel si Polan dengan judul ABC mendapat label AU dasarnya bla.bla ...
Juga Kompasianer boleh bertanya secara umum atau perorangan, kekurangan artikel yang ditulisnya apa sehingga tidak / belum mendapat label. Semoga dengan cara ini muncul keterbukaan antara admin dan Kompasianers.
Sedikit menyimpang, tetapi masih ada hubungannya dengan pelabelan. Sebaiknya hindari pelepasan label, karena saya pernah membaca keluhan beberapa Kompasianer yang labelnya dilepas. Maksudnya sudah pernah diberi label AU atau AP, lalu beberapa hari kemudian dicabut  Pemberian label sifatnya sebaiknya permanen, kecuali bila terbukti artikel itu hasil plagiat atau buatan AI. Jadi, setiap ingin memberikan label harus mantap dan tidak boleh ragu-ragu. Serta sebaiknya admin memberi penjelasan secara transparan, alasan pencabutan label tersebut, tidak asal cabut begitu saja.
Demikian komentar beberapa Kompasianer yang berhasil saya tangkap, sehubungan munculnya syarat pemberian Insentif tahun 2025.