Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pentingnya Perencanaan Seorang Tenaga Penjual

9 Desember 2024   11:00 Diperbarui: 9 Desember 2024   12:02 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: cuemediaplus.com)


Tenaga Penjual (sales) adalah ujung tombak sebuah perusahaan. Profesi ini gampang-gampang sulit. Karena sulit pada awalnya, tapi bisa menjadi gampang pada akhirnya.

Karena bila seorang tenaga penjual sudah memiliki pelanggan, bisa memperoleh pesanan ulang (repeat order) maupun referensi dari pelanggan yang merasa puas.

Namun untuk menjadi seorang tenaga penjual yang sukses, tidaklah sekadar pergi ke kantor tiap hari. Seorang tenaga penjual harus memiliki tujuan dan strategi yang disesuaikan dengan jenis produk / jasa yang dipasarkan. Kadang perlu canvasing bila yang dipasarkan produk retail, kadang perlu presentasi untuk produk yang lebih kompleks.

Selain strategi juga diperlukan rencana bisnis yang terstruktur dan memiliki kalkulasi yang tepat.

Untuk memacu diri harus memiliki tujuan yang bisa terukur dan realistis. Misal harus mampu memperoleh komisi penjualan 10 juta Rupiah, maka sesuaikanlah dengan strategi yang akan dilakukan.

Menentukan tujuan juga harus yang realistis, supaya bisa dicapai. Karena bila tujuan tidak realistis, akibatnya adalah frustrasi.

Yang masih masuk akal, buatlah tujuan dua kali besarnya hasil yang bisa kita capai. Bila seorang tenaga penjual ingin memperoleh komisi 20 juta Rupiah, maka komisi realistisnya saat ini harus berada pada level 10 juta Rupiah.

Tujuan melipat gandakan sebuah tujuan untuk memberikan motivasi pada diri sendiri.

Lalu mulailah membuat daftar calon pelanggan yang akan dibidik atau diprospek, bisa perusahaan, bisa juga pribadi, tergantung jenis produk / jasanya.

Setelah itu seorang tenaga penjual harus secara konsisten menghubungi prospek (prospecting).

Jangan mudah menyerah bila ditolak, bahkan dihina. Karena berdasar pakar pemasaran, bila seorang tenaga penjual menghubungi 10 prospek, diterima dengan baik oleh dua  prospek adalah wajar. Jadi buatlah prospek sebanyak-banyaknya.

Dari dua prospek yang memberikan tanggapan positif, lakukan presentasi, edukasi, dan negosiasi dengan baik dan konsisten. Bila belum berhasil menutup penjualan pada kesempatan pertama, lakukan tindak lanjut (follow up), tanyakan keraguannya, mungkin ada ganjalan atau kendala yang perlu dijelaskan lebih detail.

Lakukan dengan gigih, tapi jangan terkesan memaksa. Buatlah seolah-olah calon pelanggan yang merasa menang. Meski kalau berhasil menutup penjualan sebenarnya seorang tenaga penjual yang menang.

Seorang tenaga penjual yang baik, setelah mendapatkan pelanggan, harus tetap melakukan komunikasi (keep contact). Agar pelanggan tetap merasa dibutuhkan.

Perlakuan yang positif kadang dapat menjadi peluang baru, karena pelanggan bisa melakukan pemesanan ulang, atau memberikan referensi, yang merupakan prospek potensial

Lakukan siklus ini secara baik dan konsisten, niscaya tujuan akan mudah dicapai.

Akhirnya profesi tenaga penjual akan menjadi profesi yang mudah. Dampaknya masa depan yang cerah terbuka, pendapatan besar, dan promosi jabatan menanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun