Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Job Fair Bukan Sarana Tepat untuk Cari Kerja

2 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:11 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: tapselkab.go.id)

Saat Ini generasi muda sedang dilanda kegalauan, karena sulitnya mencari lapangan kerja. Padahal menurut kalkulasi para ekonom, perioda tahun 2030-2045, Indonesia akan mencapai bonus demografi, yang artinya manusia Indonesia dengan usia produktif paling banyak pada rentang waktu tersebut.

Bila manusia dengan usia produktif banyak, tentu diperlukan lowongan pekerjaan sebanyak-banyaknya agar tenaga muda ini mampu berkarya. Karena bila sampai menganggur, dapat menyebabkan hal-hal yang negatif.

Selain menjadi tenaga pekerja di perusahaan, swasta maupun BUMN, sebaiknya juga membangkitkan semangat wiraswasta, baik berupa start-up maupun UMKM.

Selama ini tersedianya lowongan pekerjaan, lazimnya diumumkan melalui situs web perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja baru atau pengganti. Kalau pada era sebelum tahun 2000-an bahkan perusahaan sering memasang iklan lowongan pekerjaan di media cetak. Karena saat itu penggunaan internet belum semasif sekarang.

Guna memenuhi target untuk mengisi posisi yang lowong, bahkan perusahaan sering mengikuti Job Fair.

Job Fair adalah sebuah sarana bagi perusahaan untuk mencari karyawan baru guna mengisi posisi yang kosong, karena perkembangan usaha atau karena karyawan lama yang  mengundurkan diri.

Namun Job Fair pada umumnya, kurang bisa menyerap tenaga kerja dengan cepat. Perlu proses penyortiran oleh divisi HR, karena lamaran yang masuk biasanya sangat banyak.

Juga pada Job Fair, divisi HR kadang -kadang membuka lowongan hanya untuk mengisi kandidat tenaga kerja, apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Jadi, bagi pelamar justru membingungkan, karena sudah mengirimkan surat lamaran dan CV namun tidak kunjung mendapat panggilan.

Pada era digital, sarana Job Fair sepertinya kurang efektif, baik bagi divisi HR maupun para pencari kerja.

Sebaiknya perusahaan mengunggah lowongan kerja di situs webnya, atau di situs web Kemenaker atau Dinas Naker. Dapat juga menggunakan jasa pencari tenaga kerja, head hunter maupun situs lowongan kerja.

Jadi, pencari kerja tinggal rajin-rajin membuka situs web, sebaiknya divisi HR juga rajin mengunggah posisi yang diperlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun