* Pria makin sulit mencari kerja
Kebebasan dan kemandirian wanita menyebabkan persaingan dalam mendapatkan lowongan kerja menjadi lebih kompetitif. Karena bakal tidak menjadi kepala keluarga, acap kali wanita bersedia diberi upah relatif lebih rendah. Padahal salah satu kriteria calon suami ideal adalah pria mapan.
* Mereka mencari jodoh dengan lebih leluasa.
Selain dari pergaulan di dunia nyata, dunia maya juga membantu dengan biro jodoh daring. Mereka dengan mudah mencari type jodoh sesuai selera. Jadi mereka lebih pilih-pilih (rewel).
* Munculnya istilah generasi sandwich
Generasi ini bila berkeluarga nanti harus menghidupi orangtua, diri sendiri, dan anak-anak mereka. Hal ini menjadi beban tersendiri.
* Banyaknya kasus KDRT dan perceraian
Berita miring mengenai perkawinan menjadi penyebab mereka berpikir, lebih senang hidup sendiri, daripada hidup berkeluarga yang penuh konflik.
Inilah beberapa penyebab turunnya angka perkawinan. Sebaiknya para orangtua maupun tokoh agama lebih banyak menasehati agar kasus ini tidak berkepanjangan.
Karena seperti di Jepang, dampaknya sungguh mengerikan. Jepang yang pernah menjadi negara dengan ekonomi maju, kini terpuruk karena menyusutnya populasi penduduk.yang layak bekerja pada usia produktif.Banyak generasi muda yang keasyikan bekerja dan enggan pulang ke rumah, karena merasa kesepian Jadi mereka cenderung hidup sendiri..
Bila Anda termasuk generasi muda, bagaimana pandangan Anda terhadap perkawinan ? Semoga Anda tidak termasuk kelompok yang menyetujui hidup melajang atau anti berkeluarga.