Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Paus Fransiskus Tunjukkan Toleransi Tinggi

4 September 2024   05:00 Diperbarui: 4 September 2024   08:28 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa makna kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia?

Paus Fransiskus meski merupakan pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, telah menunjukkan kerendah hatiannnya dengan pertama kali "kulo nuwun" pada pemimpin negara yang dikunjunginya. Tidak langsung menyapa umatnya.

Lalu juga menunjukkan rasa toleransi yang tinggi, yang wajib dicontoh pimpinan agama lain. Karena Paus Fransiskus mengadakan pertemusn antar agama di masjid Istiqlal.

Fokusnya pada kaum miskin membawanya pada penyerahan bantuan pada organisasi yang bersifat amal.

Barulah pada kesempatan terakhir menemui umat Katolik, pada seuah Misa Kudus yang dipimpinnya langsung.

Setelah menemui dan menyapa umatnya, barulah Paus Fransiskus berpamitan meninggalkan Indonesia guna melanjutkan misi kemanusiaan berikutnya.

Agendanya sangat padat bagi Paus Fransiskus yang sudah berusia lanjut Namun kerendahan hatinya patut diteladani.

Karena Paus Fransiskus menolak segala kemewahan yang ditawarkan. Terbang dari Italia ke Indonesia dengan pesawat biasa, bukan business class lagi. Menolak dijemput dan diantar mobil mewah selama di Jakarta,  namun memilih mobil sejuta umat yang biasa digunakan penduduk Indonesia. Menolak tinggal di hotel newah, dan memilih menginap di wisma kedutaan besar Vatican di Jakarta.

Semoga kesederhanaan ini diteladani Paus yang lain, maupun semua pemimpin dunia.

Selamat datang Paus Fransiskus di Jakarta, Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun