Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Muskil Rasanya Hiup Tanpa Smart Phone

9 Agustus 2024   06:09 Diperbarui: 9 Agustus 2024   06:23 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Smart phone ( sumber gambar: zdnet.com )

Mungkinkah kita menetapkan kebijakan sehari tanpa  menggunakan smart phone ? Bagi kami yang tergolong kaum purna tugas, smart phone adalah sarana hivuran, karena kami bisa bertukar kabar dengan keluarga atau teman, berkomunikasi dengan intens, bersenda gurau dan janjian ketemu. Semuanya bisa terwujd dengan adanya smart phone.

Meski kami sekarang tidak lagi terganggu oleh panggilan telepon dari pelanggsn atau relasi bisnis. Tentunya bagi mereka yang masih aktif bekerja, tidak mungkin menghindari telepon, bila tidak mau kehilangan relasi bisnis. Relasi bisnis perlu menghubungi kita, tidak saja untuk melakukan transaksi, tetapi bisa juga untuk melaporkan keluhan maupun sekadar berkonsultasi  Dan sebagai mita bisnis yang baik, sebaiknya kita perlu tanggap dan meresponse dengan cepat.

Bahkan sekarang, di era digital ini, kita masih merasa tenang bila meninggalkan rumah, ketinggalan dompet, daripada ketinggalan smart phone.

Karena dengan smart phone kita masih bisa bertransaksi, misal belanja dengan QRIS maupun untuk membeli tiket commuter line, atau naik ojek masih bisa menggunakan ojek daring. Saat kelaparan atau kehauan, kita juga masih bisa menesan makanan atau minuman melalui layanan pesan antar.

Salah satu pengalaman pahit, justru pernah saya alami, ketika saya ke Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta Pusat. Saat itu saya kepingin ngopi, setelah memesan, kasir bertanya mau bayar dengan apa. Saya yang kebetulan pada hari itu ketinggalan smart phone, jadi gagal nhopi. Karena kasir tidak menerima uang tunai  Hanya menerima pembayaran non tunai.

Peristiwa yang sama juga dialami saat ingin ngopi di mall Kasir tidak menerima uang tunai, karena hanya menerima pembayaran non tunai.

Hal ini berbeda dengan peristiwa pada awal tahun 2000-an, ketika berbelanja di Paris justru uang tunai yang diminta.

Kini pada era digital, di luar negeri pun, QRIS lebih banyak digunakan daripada uang tunai. Itulah sebabnya kita merasa tidak mungkin tidak menggunakan smart phone.

Meski kita tidak menggunakan smart phone untuk mengikuti sosial media secara intens sekalipun, kebutuhan smst phone untuk bertransaksi sudah sangat dibutuhkan.

Kecuali bila kita ingin hidup menyepi, jauh dari kota metropolitan, tinggal di sebuah kota kecil, masih memungkinksn kita bisa hidup tanpa smart phone.

Meski smart phone adalah alat bantu, namun sekarang sangatlah penting, bila  kita tinggal di kota besar. Mau berurusan dengan bank, juga sudah jarang bank yang menyediakan layanan pelanggan dengan manuaia. Kebanyakan sudah dilayani mesin atau harus melaui call centre. ini memetlukan smart phone.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun