Saat sebelum menderita sakit, saya tergolong pemburu kuliner. Saat tiba di suatu tempat, entah di luar negeri maupun di dalam negeri, di luar kota maupun di dalam kota. Setelah urusan bisnis atau organisasi beres, pasti selalu berburu kuliner.
Hal ini disamping untuk kepuasan pribadi juga untuk dibagikan kepada orang lain berupa konten tulisan.
Namun setelah saya terkena penyakit pada awal 2020, saat menjelang pulang dari rumah sakit, dokter berpesan "Jagalah yang dimakan. Meski kurang enak, sebaiknya hindari atau kurangi gula dan garam."
Memang dua item ini termasuk bahan yang sering ditemukan di dalam masakan dan minuman (khususnya gula). Dua item ini sanggup memperkaya rasa, sehingga masakan terasa lebih nikmat saat melalui lidah. Namun berbahaya saat sudah diuraikan di dalam tubuh, dan masuk ke dalam darah.
Kelebihan gula cenderung mengakibatkan kita mengalami diabetes, sedangkan kelebihan garam, cenderung membuat tekanan darah menjadi tinggi.
Itulah sebabnya, makanan di rumah sakit cenderung hambar, karena mengurangi penggunaan gula dan garam. Meski kurang terasa enak, kini harus berlangganan catering sehat yang selalu menetapkan konsep mengurangi gula dan garam.
Misalnya, tidak lagi menyediakan nasi putih, tetapi digantikan oleh nasi merah atau coklat, agar mengurangi kadar kandungan gula. Untuk keperluan karbo hidrat, nasi juga sering disubstitusi dengan non nasi, seperti kentang, ubi kayu, ubi rambat, atau waluh
Masakan juga menerapkan sedikit garam, guna menjaga stabilitas tekanan darah.
Camilan atau snack pun harus dijaga, sebaiknya menghindari roti, kue, cookies karena kandungan gula tinggi (yang manis), misal cookies, donut,emping manis, wafer, maupun kandungan garam tinggi (yang asin), misal emping, asin, keripik singkong asin.
Selain makanan, kita juga patut berhati-hati dengan minuman. Bila di rumah banyak memilih air putih. Sedangkan bila makan di luar rumah (saat bersosialisasi dengan teman) juga berusaha mendapatkan air putih atau paling tidak teh tawar atau kopi hitam tanpa gula maupun cream. Hal ini karena minuman dalam kemasan baik yang bersoda maupun tidak, ditengarai sangat tinggi kandungan gulanya.