Tiap bulan kedelapan tanggal 15 kalender Imlek orang Tionghoa memiliki kebiasaan makan kue bulan (moon cake) sambil memandang indahnya bulan purnama.
Tradisi ini menurut legenda yang sudah berkembang ribuan tahun, berasal dari kisah kepahlawanan Hou Yi yang nasib pernikahannya bernasib tragis.
Sebagai orang baik yang banyak jasanya, Hou Yi mendapatkan pil keabadian yang dititipkannya pada istrinya yang cantik, Chang E.
Saat itu bumi sangat panas karena masih terdapat sepuluh matahari. Banyak tanaman mati, sehingga panen selalu  gagal  Warga lalu minta tolong pada seorang sakti bernama Hou Yi. Dari puncak gunung Hou Yi memanah jatuh sembilan matahari.
Saat Hou Yi berburu matahari, salah seorang muridnya yang durhaka meminta Chang E guna menyerahkan pil keabadiaan padanya. Chang E yang sangat setia dengan tugas dari suaminya, dalam ketakutan menelan pil keabadiaan milik suaminya, agar tidak bisa dirampas bleh sang murid jahat.
Tidak dikira dampak dari menelan pil keabadiaan itu, Chang E tiba-tiba tubuhnya menjadi ringan dan dapat terbang menuju bulan.
Kesetiaan Chang E membuatnya sangat rindu pada suaminya, maka tiap tanggal 15 bulan kedelapan, Chang E selalu turun ke bumi untuk bertemu suaminya.
Sementara warga yang menghormati dan sangat berhutang budi pada Hou Yi, melakukan ritual sembahyangan dengan membakar dupa di bawah sinar bulan sebgai rasa hormat kepada Chang E, yang telah menjelma menjafi Dewi Bulan.
Tradisi ini terus dilakukan bertahun-tahun sebagai penghormatan pada Chang E yang setia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H