Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suami Istri yang Harus Terpisahkan

1 Juni 2024   10:00 Diperbarui: 1 Juni 2024   10:18 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kue bulan (sumber gambar: setangkaibunga.com)


Tiap bulan kedelapan tanggal 15 kalender Imlek orang Tionghoa memiliki kebiasaan makan kue bulan (moon cake) sambil memandang indahnya bulan purnama.

Tradisi ini menurut legenda yang sudah berkembang ribuan tahun, berasal dari kisah kepahlawanan Hou Yi yang nasib pernikahannya bernasib tragis.

Sebagai orang baik yang banyak jasanya, Hou Yi mendapatkan pil keabadian yang dititipkannya pada istrinya yang cantik, Chang E.

Saat itu bumi sangat panas karena masih terdapat sepuluh matahari. Banyak tanaman mati, sehingga panen selalu  gagal  Warga lalu minta tolong pada seorang sakti bernama Hou Yi. Dari puncak gunung Hou Yi memanah jatuh sembilan matahari.

Saat Hou Yi berburu matahari, salah seorang muridnya yang durhaka meminta Chang E guna menyerahkan pil keabadiaan padanya. Chang E yang sangat setia dengan tugas dari suaminya, dalam ketakutan menelan pil keabadiaan milik suaminya, agar tidak bisa dirampas bleh sang murid jahat.

Tidak dikira dampak dari menelan pil keabadiaan itu, Chang E tiba-tiba tubuhnya menjadi ringan dan dapat terbang menuju bulan.

Kesetiaan Chang E membuatnya sangat rindu pada suaminya, maka tiap tanggal 15 bulan kedelapan, Chang E selalu turun ke bumi untuk bertemu suaminya.

Sementara warga yang menghormati dan sangat berhutang budi pada Hou Yi, melakukan ritual sembahyangan dengan membakar dupa di bawah sinar bulan sebgai rasa hormat kepada Chang E, yang telah menjelma menjafi Dewi Bulan.

Tradisi ini terus dilakukan bertahun-tahun sebagai penghormatan pada Chang E yang setia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun