Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengenal Festival Hantu

24 Mei 2024   05:00 Diperbarui: 24 Mei 2024   05:03 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ( sumber gambar: cgtn.com)


Bulan ketujuh kalender Imlek disebut bulan hantu. Menurut kepercayaan Tionghoa pada bulan ini pintu akhirat dibuka selama sebulan, sehingga arwah-arwah dapat menyambangi sanak keluarganya di bumi. Pada akhir bulan hantu, penjaga pintu akhirat akan membunyikan tanda agar hantu segera kembali karena pintu akhirat segera ditutup.

Biasanya festival hantu ini disebut zhong yuan, diakhiri dengan sembahyang rebutan, dimana persembahan makanan di altar di luar klenteng diperebutkan kaum miskin.

Adapun tujuan festival hantu ini adalah untuk penghormatan pada leluhur. Biasanya di klenteng atau rumah yang masih memelihara altar akan mendirikan altar di luar klenteng atau rumah. Manusia yang masih hidup menyediakan makanan bagi arwah yang datang berkunjung. Mereka juga membakar uang-uangan kertas, alat elektronik dari kertas, bahkan mobil kertas sebagai bekal untuk dipakai arwah di dunianya yang baru.

Sanak keluarga yang masih hidup berharap arwah keluarganya dapat hidup bahagia di dunia yang baru dan memberikan keberuntungan pada mereka yang masih tinggal di bumi.

Makanan yang  diperebutkan tujuannya adalah untuk mmbantu kaum miskin.

Festival hantu ini di dunia Barat dikenal dengan nama Hungry Ghost Festival, menurut kepercayaan Tionghoa pada bulan ini mereka tidak banyak beraktivitas, misal tidak bepergian keluar kota / negeri, tidak memulai bisnis baru.

Karena bulan hantu dianggap membawa sial, misal bisa mendapat celaka, atau merugi saat berbisnis.

Percaya ? Percaya atau tidak, festival ini masih tetap diperingati hingga saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun