Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mendidik Anak Gampang-Gampang Susah

21 Mei 2024   10:00 Diperbarui: 21 Mei 2024   10:14 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: muslimahtines.com)


Siapa pun diri kita, orangtua biasa-biasa saja atau orang kaya. Suatu hari nanti kita akan dipanggil Tuhan, alias meninggal dunia.

Bagainana dengan nasib anak-anak kita? Bagi orangtua biasa-biasa saja tentu lebih mudah, selesai kuliah atau SMA, anak harus bekerja, karena kita tidak mampu membeayai terus hidup keluarga.

Yang menjadi masalah justru bila kita tergolong orangtua kaya. Anak yang telah lulus kuliah atau SMA, masih saja menjadi anak manja. Bangun siang, tidur larut malam, pekerjaan hanya main game online. Disuruh bekerja di perusahasn orangtua enggsn, dengan slasan ingin mandiri. Tetapi tidak juga tampak mencari kerja atau mencoba berwiraswasta. Alasannya gaji kecil atau belum ada usaha yang prospektif.

Dalam hal ini orangtua harus tegas, bukannya tidak cinta pada anak sendiri. Paksa anak untuk bekerja, bila tidak uang kuota internet dihentikan. Dengan bekerja, anak akan menerima gaji sehingga dapat membeli kuota internet.

Mungkin anak akan merajuk bahkan marah, namun kita harus tegas. Karena bila kita tidak tegas, maka korbannya adalah anak kita sendiri.

Bila snak sudah menyerah, karena gagal terus mencari pekerjaan. Lalu ingin bekerja  di perusahaan orangtua. Terima saja, tetapi haris mulai dari bawah, jangan langsung diangkat menjadi mansget atau direktur.

Bila prrilusahaan trading, harus mulai dari afministrasi, lalu setelah menguasai boleh diputar ke bagian lain, agar anak kita menguasai semua aspek di perusahaan.

Kalai kita memiliki restoran, mulailah dari waiter. Dia harus merasakan irama kerja dari bawah, baru mulai menanjak ke atas.

Bila anak kita dimarahi manager, jangan dibela. Bahkan harus minta maaf atas kesalahannya.

Bila anak kita telah terlatih dari bawah ke atas, tentu kita akan mempercayainya untuk memegang tongkat estafet kepemimpinan di perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun